Presiden Lepas Pengiriman 21 Ton Bantuan Tahap Kedua untuk Palestina
Story Code : 1097060
Pada 4 November 2023 Indonesia telah mengirim 51,5 ton bantuan berupa alat kesehatan dan makanan bagi warga Palestina di Gaza.
“Alhamdulillah kembali lagi pada pagi hari ini kita akan mengirimkan bantuan pada saudara-saudara kita di Gaza dengan dua pesawat mengangkut 21 ton,” kata Presiden Jokowi ketika melepas pengiriman bantuan di Base Ops Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Halim Perdanakusuma di Jakarta, Senin (20/11).
Bantuan tersebut berupa obat-obatan, perlengkapan rumah sakit, makanan, dan keperluan lainnya sesuai kebutuhan masyarakat di Gaza--yang paling terdampak konflik Zionis Israel dengan Kelompok Hamas Palestina.
Lebih lanjut Presiden menyebutkan bahwa pemberian bantuan tahap kedua ini bersumber dari anggaran pemerintah melalui Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) sebesar Rp31,9 miliar, dari perusahaan PT Paragon Technology and Innovation, serta dari sejumlah lembaga kemanusiaan di antaranya Indonesia Humanitarian Alliance, Kitabisa, dan Baznas.
“Sama seperti bantuan yang pertama, pesawat nanti akan menuju ke (Bandara) Al Arish di Mesir, kemudian akan disalurkan ke Gaza,” tutur Presiden Jokowi.
Pada 4 November 2023 Indonesia telah mengirim 51,5 ton bantuan berupa alat kesehatan dan makanan bagi warga Palestina di Gaza.
Bantuan tersebut diserahterimakan ke Bulan Sabit Merah Mesir, kemudian diteruskan ke badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) untuk disalurkan kepada warga yang terdampak konflik.
Bantuan akan disalurkan melalui pintu Rafah di Mesir, yang berbatasan langsung dengan Gaza.
Sejak Zionis Israel membombardir Gaza pada 7 Oktober 2023, lebih dari 12 ribu warga Palestina tewas, termasuk 8.300 perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 30 ribu orang lainnya terluka.
Sementara itu, jumlah kematian di Israel mencapai 1.200 jiwa.
Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, mesjid, dan gereja di Gaza, rusak dan hancur.
Blokade Zionis Israel telah memutus pasokan bahan bakar, listrik dan air ke Gaza serta mengurangi bantuan kemanusiaan dunia bagi rakyat Palestina.[IT/r]