Bandara tersebut ialah Bandara Mutiara Sis Al-Jufri di Palu (Sulawesi Tengah), Bandara Banggai Laut di Kabupaten Banggai Laut (Sulawesi Tengah), Bandara Bolaang Mongondow di Kabupaten Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara), dan Bandara Taman Bung Karno di Kabupaten Sitaro (Sulawesi Utara).
Bandara Bolaang Mongondow yang berada di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara memiliki landasan pacu berukuran 1.600 meter x 30 meter dan dapat didarati oleh pesawat tipe ATR 72. Dengan luas terminal penumpang sebesar 993 meter persegi, bandara ini mampu menampung penumpang hingga 52 ribu orang setiap tahunnya.
Bandara Mutiara Sis Al-Jufri merupakan bandara yang baru saja diresmikan setelah melakukan rekonstruksi. Rekonstruksi ini dilakukan setelah bandara tersebut mengalami kerusakan parah akibat gempa dan tsunami di wilayah Sulawesi, terutama Palu pada 2018 lalu.
"Kita tahu kerusakan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri ini betul-betul sangat berat. Saat itu runway-nya juga rusak, terminalnya juga rusak. Sehingga kita lakukan rehabilitasi dan rekonstruksi,” jelas Presiden Jokowi saat peresmian.
Kerusakan bandar udara ini dinilai sangat berdampak pada mobilisasi masyarakat maupun logistik.
Bandara Palu ini direnovasi selama tiga tahun, yakni 2020 hingga 2023. Akan tetapi, peresmian Bandara Mutiara Sis Al-Jufri baru dilaksakanakan pada 2024 ini. Kepala Unit Penyelengara Bandar Udara (UPBU) Mutiara Sis Al-Jufri Rudi Richardo mengungkapkan rekonstruksi dan rehabilitasi Bandara Mutiara Sis Al-Jufri bukan hanya sekadar membangun kembali fasilitas, melainkan membangun semangat masyarakat Palu dari jejak-jejak tsunami.
"Ini tidak hanya tentang membangun kembali fasilitas bandara yang terdampak gempa bumi, tetapi juga tentang membangun kembali semangat dan harapan bagi masyarakat Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu," jelas Kepala Unit Penyelengara Bandar Udara (UPBU) Mutiara Sis Al-Jufri Rudi Richardo di Palu, Sabtu (23/3/2024), dikutip dari Kompas.
Bandara Banggai Laut menjadi salah satu bandara baru yang mulai dibangun pada 2019 lalu. Akan tetapi, bandara dengan landasan pacu (runway) sepanjang 1.200 x 30 meter ini hanya dapat didarati oleh pesawat Grand Caravan atau ATR 72.
Meski demikian, bandara Banggai Laut diharapkan dapat meningkatkan mobilitas dan menjadi pusat konektivitas vital bagi pengembangan ekonomi, pariwisata, dan pertumbuhan wilayah.
Nantinya, terminal bandara seluas 1.400 meter persegi ini diproyeksikan mampu menampung hingga 39 ribu penumpang per tahun.
Selain Bandara Banggai Laut, Bandara Taman Bung Karno juga menjadi bagian dari sederet bandara yang baru saja dibangun. Bandara Taman Bung Karno di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Kabupaten Sitaro) Sulawesi Utara resmi beroperasi sejak 19 Februari 2024 lalu.
Bandara Taman Bung Karno ini melayani penerbangan perintis yang dapat mendukung mobilitas dan aktivitas masyarakat di daerah Terpencil, Tertinggal, Terluar dan Perbatasan (3TP). Tidak hanya sebagai moda transportasi logistik, penerbangan perintis ini juga diharapkan dapat mendukung sektor pariwisata yang juga akan berdampak pada bidang ekonomi.
“… Baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata sehingga dapat menjadi pengungkit kemajuan daerah yang memiliki potensi dan kekayaan alam serta budaya yang luar biasa,” kata Penjabat Bupati Sitaro Joi E B Oroh, Senin (19/2).