Irak dan Turki Menandatangani MoU 10 Tahun dan Membahas Penghentian Perang di Gaza
Story Code : 1130460
Kedua negara sepakat untuk bekerja sama di bidang pariwisata, ekonomi dan perdagangan, sekaligus membahas perang di Gaza dan eskalasi antara Iran dan Zionis “Israel”.
Dalam pernyataannya, ia menyampaikan bahwa prioritas utama agenda bersama adalah perang melawan terorisme, di mana ia mengatakan negaranya siap membantu Irak melawan terorisme.
Ini menandai perjalanan pertama Erdogan ke Irak sejak 2011.
“Kami menyambut baik deklarasi Partai Pekerja Kurdistan [(PKK)] di Irak sebagai organisasi teroris”, katanya, seraya menambahkan bahwa sebuah komite telah dibentuk “untuk meningkatkan kerja sama di bidang air dan untuk mengatasi krisis kekeringan di Irakdengan cara yang rasional".
PKK telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Turki dan sekutu Baratnya.
Menurut Erdogan, volume pertukaran perdagangan saat ini berpotensi meningkat hingga mencapai $20 miliar. Yang menarik adalah antisipasi Ankara untuk mencapai kesepakatan dengan Baghdad mengenai dimulainya kembali operasi pipa Kirkuk-Ceyhan, yang tidak aktif sejak Maret 2023.
Dia terus menegaskan bahwa di antara topik dalam agenda tersebut adalah situasi di Gaza, dan eskalasi antara Iran dan Zionis "Israel", yang menurutnya mereka bermaksud untuk "memobilisasi seluruh energi kita untuk mendukung saudara-saudara kita di Gaza".
#Kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Irak dilaporkan akan membahas lebih dari 20 memorandum mulai dari sumber daya air hingga pasokan gas alam dan minyak ke Turki, menurut juru bicara #pemerintah Irak Basem al-Awadi.#Ankara sangat tertarik untuk mencapai kesepakatan … pic.twitter.com/aHOmxqfWsp
— Al Mayadeen Bahasa Inggris (@MayadeenEnglish) 22 April 2024
Sementara itu, PM Irak Mohammad Shia Al-Sudani menegaskan bahwa perjanjian kerangka kerja strategis telah ditandatangani untuk membahas keamanan, energi, dan ekonomi. Hal ini memerlukan kesepakatan 10 tahun untuk pengelolaan sumber daya air guna memastikan Irak mendapatkan bagian yang adil.
Mereka juga membahas isu aktor bersenjata non-negara yang berpotensi bekerja untuk kelompok teroris.
Al-Sudani mengatakan: "Pentingnya kunjungan Erdogan terjadi pada saat yang sensitif di kawasan, terutama di Gaza dan Al-Quds", dan menambahkan: "Kami mendesak diakhirinya agresi di Gaza dan pengiriman bantuan kepada rakyat di Jalur Gaza."[IT/r]