Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Berkumpul Mengelilingi Gedung Putih karena Mundurnya Biden dari 'Garis Merah'
Story Code : 1140494
Protes yang diadakan pada hari Sabtu (8/6) ini menandai delapan bulan sejak rezim Zionis Israel melancarkan perang genosida di Jalur Gaza yang terkepung.
Penyelenggara demonstrasi mengatakan para pengunjuk rasa mengenakan pakaian berwarna merah sebagai simbol garis merah, setelah Presiden AS Joe Biden menyerah pada peringatan “garis merah” kepada pejabat Zionis Israel agar tidak melakukan invasi Zionis Israel ke kota Rafah di Jalur Gaza selatan.
Biden, yang saat ini berada di Prancis, telah diganggu oleh pengunjuk rasa pro-Palestina dalam berbagai acara. Presiden AS juga telah kehilangan lebih dari setengah juta pemilih karena gerakan “tidak berkomitmen” dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat tahun ini, yang menegaskan kekalahan partainya sendiri karena kesalahan penanganan perang.
Pada tanggal 8 Mei, Biden mengatakan, “Saya telah menjelaskan bahwa jika mereka [Zionis Israel] masuk ke Rafah—mereka belum pernah ke Rafah—jika mereka masuk ke Rafah, saya tidak akan memasok senjata yang telah digunakan secara historis untuk melakukan hal tersebut. berurusan dengan Rafah, berurusan dengan kota-kota.”
Namun meski kemarahan semakin meningkat, Biden mengingkari janjinya ketika pasukan Israel menyerang Rafah dari udara, darat, dan laut.
Banyak protes pro-Palestina telah terjadi di seluruh negeri dan di luar negeri mengenai peran Washington dalam perang tersebut.
Rafah, yang berbatasan dengan Mesir, telah berubah menjadi kamp pengungsi besar tempat warga Palestina mencari keselamatan dari Zionis Israel.
Zionis Israel melancarkan perang di Gaza pada 7 Oktober tahun lalu, menggunakan senjata dan amunisi buatan AS yang dipasok oleh pemerintah AS.
Sejauh ini, perang tersebut telah menewaskan sedikitnya 36.731 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai 83.530 lainnya di Gaza.[IT/r]