Khazaali: 'Israel' Akan Menanggung Akibatnya Jika Perang Terus Berlanjut di Gaza
Story Code : 1148858
Sheikh Qais al-Khazali attends the funeral procession of leaders Abu Mahdi al-Muhandis, and IRGC al-Quds Force Commander Qasem Soleimani
Sekretaris Jenderal Partai Asaib Ahl al-Haq memuji seluruh anggota Poros Perlawanan atas operasi mereka dalam mendukung rakyat Palestina di Gaza, yang terus menghadapi perang genosida Zionis Israel selama hampir sembilan bulan.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (19/7), Syekh Qais Khazaali mengatakan kelompok-kelompok tersebut melakukan “pertempuran terhormat dalam membela kesucian negara Islam, sementara rezim yang berkuasa [Islam dan Arab] mengabaikan tindakan mereka."
Khazaali menyebutkan bahwa operasi baru-baru ini yang dilakukan tentara Yaman dalam membom Tel Aviv, bersama dengan operasi sebelumnya yang dilakukan oleh faksi Perlawanan Islam, adalah "bukti nyata bahwa rakyat Palestina tidak sendirian dalam menghadapi agresi Zionis Israel."
Dia lebih lanjut mencatat bahwa arogansi pendudukan Zionis Israel telah hancur, dan “mereka akan menanggung akibat yang lebih besar dalam hal keamanan, ekonomi, dan bahkan keberadaan mereka, selama mereka terus melanjutkan agresinya.”
Pemimpin Perlawanan ini menekankan bahwa persamaan perang terus berubah, "namun hasilnya selalu sejalan dengan keadilan."
Perlawanan Islam di Irak meluncurkan front dukungannya segera setelah perang di Gaza dimulai pada bulan Oktober. Sejak itu, kelompok tersebut telah melancarkan puluhan operasi terhadap sasaran entitas pendudukan Zionis Israel.
Pada hari Rabu, Perlawanan Islam mengumumkan bahwa mereka telah menyerang dengan menggunakan drone satu arah "target penting pendudukan [Zionis Israel]" di kota Umm al-Rashrash [Eilat] di Palestina yang diduduki.
Mereka bersumpah dalam sebuah pernyataan untuk terus menyerang “benteng musuh dengan intensitas yang semakin meningkat.”
'Zona tidak aman'
Pada dini hari Jumat (19/7), sebuah ledakan mengguncang Tel Aviv di wilayah pendudukan Palestina.
Rekaman bangunan yang rusak beredar luas di media sosial dan dengan cepat menjadi viral, disusul gambar sayap UAV.
Angkatan Bersenjata Yaman kemudian mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, dan untuk pertama kalinya mengungkap drone satu arah Yafa. Mereka mengatakan bahwa serangan tersebut menargetkan sasaran penting di Tel Aviv.
Seorang warga Zionis Israel tewas dan delapan lainnya terluka dalam serangan yang menargetkan sebuah gedung yang berjarak hampir 100 meter dari konsulat AS, lapor media Zionis Israel.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara YAF Jenderal Yahya Saree menyatakan bahwa Tel Aviv kini ditetapkan oleh Yaman sebagai “zona tidak aman” dan telah menjadi “target utama” di masa depan.[IT/r]