Pezeshkian: Jenderal Soleimani Melambangkan Persatuan dan Konvergensi yang Sempurna
Story Code : 1148874
Iranian President-elect Masoud Pezeshkian with the family of late top anti-terror commander Lieutenant General Qassem Soleimani in Tehran
Pezeshkian menyampaikan pernyataan tersebut pada Jumat malam saat dia bertemu dengan keluarga mantan komandan utama Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) di ibu kota Iran, Teheran.
“Jalan syahid Haji Qassem Soleimani adalah jalan persatuan dan konvergensi. Dia juga tidak terlibat dalam perselisihan verbal dengan siapa pun atau berusaha mengecualikan siapa pun. Tidak ada nada perpecahan dalam komentarnya,” katanya.
Pezeshkian lebih lanjut mendesak pihak berwenang untuk “menyelesaikan masalah yang dihadapi negara ini melalui kesatuan serta jalan dan cita-cita martir Soleimani.”
Pezeshkian juga mencatat bahwa mendiang komandan anti-teror tersebut mengabdikan seluruh hidupnya untuk melayani bangsa Iran, merupakan tokoh nasional dan kepribadian karismatik bagi dunia Muslim, menganut sudut pandang trans-faksi, dan tidak mengklasifikasikan orang dalam kelompok atau spektrum tertentu. .
Dia menekankan bahwa Jenderal Soleimani adalah teladan yang sangat baik dalam upaya dan kerja keras yang tidak pernah berusaha untuk mengambil posisi, menyatakan harapan bahwa pemerintahan yang akan datang akan dapat dengan jujur melayani rakyat Iran dan memberikan penghormatan yang luar biasa kepada para martir melalui kinerja yang meyakinkan.
Sementara itu, keluarga Jenderal Soleimani meminta pemerintahan Iran yang akan datang untuk memberikan perhatian yang cermat terhadap Poros Perlawanan dan dengan setia mengikuti jalan terhormat Jenderal Soleimani, dengan menggambarkan permintaan tersebut sebagai tuntutan publik.
Mereka juga mendesak presiden terpilih Iran untuk memupuk persatuan dan menyembuhkan perpecahan, serta menekankan bahwa Jenderal Soleimani selalu menganut cita-cita tersebut.
Jenderal Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis, orang kedua di Unit Mobilisasi Populer (PMU) Irak, dan rekan-rekan mereka dibunuh dalam serangan pesawat nirawak AS yang disetujui oleh Presiden AS saat itu Donald Trump di dekat Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari. 2020.
Kedua komandan tersebut sangat dihormati di Timur Tengah karena peran penting mereka dalam memerangi kelompok teroris Daesh Takfiri di wilayah tersebut, khususnya di Irak dan Suriah.
Kurang dari seminggu setelah serangan itu, legislator Irak menyetujui rancangan undang-undang yang mengharuskan pemerintah mengusir semua pasukan asing pimpinan AS dari negara tersebut.
IRGC juga menargetkan pangkalan Ain al-Asad yang dikelola AS di provinsi Anbar di Irak barat dengan gelombang serangan rudal sebagai pembalasan atas pembunuhan Jenderal Soleimani.[IT/r]