Pezeshkian tentang Pidato Netanyahu di Kongres: 'Penjahat Tidak Dapat Dibebaskan dengan Tepuk Tangan Meriah'
Story Code : 1150146
Masoud Pezeshkian, the Iranian president-elected
"Kejahatan membunuh orang-orang tak berdosa dan anak-anak tunawisma tidak dapat diabaikan, dan penjahat juga tidak dapat dibebaskan dengan tepuk tangan meriah," tulis Pezeshkian dalam sebuah posting yang dipublikasikan di platform media sosial X pada hari Jumat (26/7) sebagai tanggapan atas pidato perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu di Kongres AS.
Presiden terpilih Iran itu juga mengutip sebuah ayat dari Al-Qur'an yang berbunyi, "Orang-orang yang berbuat zalim akan mengetahui betapa besarnya (kekalahan) yang akan mereka alami!" [26:227]
Dalam pidatonya di hadapan Kongres pada hari Rabu (24/7), anggota parlemen Amerika memuji pernyataan Netanyahu dalam beberapa kesempatan tentang perang genosida yang dilakukan rezim Tel Aviv di wilayah Palestina selama sepuluh bulan terakhir.
Gerakan perlawanan Palestina, Jihad Islam, mengecam pidato perdana menteri Zionis Israel tersebut sebagai "penuh kebohongan dan fitnah," dan menyerukan kepada masyarakat internasional untuk melakukan upaya maksimal untuk "mengkarantina" dia setelah serangan rezim tersebut selama berbulan-bulan di Jalur Gaza yang terkepung.
"Pidato Netanyahu penuh dengan kebohongan dan fitnah," kata pernyataan itu. "Kebohongan Netanyahu bahwa tentaranya tidak membunuh seorang pun warga sipil dalam serangan di Rafah, dan tidak melancarkan perang kelaparan dan genosida terhadap Jalur Gaza, menunjukkan ejekannya terhadap dunia dan kegemarannya yang tak tahu malu dalam berbohong."
Sebelumnya, Hamas juga menyebut apa yang disebut sebagai gagasan perdana menteri Israel tentang "masa depan" bagi Jalur Gaza yang mengecualikan perlawanan dari kekuasaan wilayah itu sebagai "delusi" belaka.
"Kami di Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menegaskan bahwa visi penjahat perang Netanyahu untuk masa depan Jalur Gaza hanyalah delusi dan fantasi yang coba dipasarkannya," kata gerakan perlawanan Palestina yang berbasis di Gaza.
Zionis Israel melancarkan perang di Gaza pada 7 Oktober setelah kelompok perlawanan Palestina melakukan operasi balasan mendadak ke wilayah yang diduduki.
Rezim tersebut juga telah memberlakukan pengepungan hampir total di wilayah pesisir, yang telah mengurangi aliran bahan makanan, obat-obatan, listrik, dan air ke wilayah Palestina hingga hanya sedikit.
Sejauh ini selama serangan militer, rezim tersebut telah menewaskan sedikitnya 39.175 warga Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita, anak-anak, dan remaja. Sebanyak 90.403 warga Palestina lainnya juga mengalami luka-luka.[IT/r]