Qatar dan Mesir Sebut Pembunuhan Haniyeh Bahayakan Negosiasi Damai
Story Code : 1151161
"Pembunuhan politis dan pembantaian warga sipil di Gaza yang terus berlanjut padahal kita sedang mengupayakan negosiasi damai lama-lama membuat kami bertanya, bagaimana sebuah mediasi bisa berhasil jika satu pihak membunuh negosiator dari pihak lainnya?" ujar Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani melalui laman X resminya.
"Perdamaian itu membutuhkan partner-partner yang serius dan sikap tegas yang global melawan segala bentuk pelecehan terhadap hidup manusia" tambahnya. Sheikh Mohammed yang juga merupakan Menteri Luar Negeri, berbicara kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken melalui telepon dan mendiskusikan upaya-upaya lanjutan berkaitan dengan negosiasi dan gencatan senjata.
Kementerian Luar Negeri Mesir melalui sebuah pernyataan mengatakan bahwa "kebijakan Israel yang berbahaya dan berpotensi membuat eskalasi" selama dua hari terakhir (membunuh komandan Hizbullah di Beirut dan membunuh Haniyeh di Teheran) ini secara langsung telah menginjak-injak upaya untuk menghentikan pertumpahan darah dan pertempuran di Jalur Gaza.
Mesir, Qatar dan Amerika Serikat adalah tiga pihak yang menjadi mediator dalam perundingan damai antara rezim Zionis Israel dengan kelompok perlawanan Hamas. Perundingan-perundingan dalam deret negosiasi ini selalu berlangsung dengan alot sehingga setelah berlangsung selama 10 bulan, keduanya belum mencapai kata sepakat. Pembunuhan Haniyeh berpotensi membubarkan segala upaya gencatan senjata yang diupayakan oleh para mediator. [IT/G]