Wakil Kopmandan Garda Revolusi: Iran Berkomitmen Penuh untuk Membalas Kematian Haniyeh
Story Code : 1153175
"Perintah Pemimpin Revolusi Imam Ali Khamenei) jelas dan tegas mengenai hukuman atas pendudukan dan pembalasan atas darah martir Haniyeh," kata Wakil Kepala Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Komodor Ali Fadavi, kepada Al Mayadeen.
Komodor Fadavi menekankan bahwa arahan Pemimpin Revolusi dan Republik Islam Iran, Sayyed Ali Khamenei, akan dilaksanakan dengan sebaik mungkin, dan menegaskan bahwa Iran berkomitmen penuh terhadap tujuan ini.
Iran telah berjanji untuk memberikan respons tegas terhadap rezim Israel setelah rezim tersebut membunuh martir pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di ibu kota Iran, Tehran. Martir Haniyeh menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian yang baru terpilih sebelum menuju kediamannya di Teheran utara. Pada dini hari tanggal 31 Juli, agen Zionis Israel membunuh kepala biro politik Hamas melalui proyektil jarak pendek yang membawa hulu ledak hampir 7 kg.
Dalam tanggapan mereka sendiri terhadap pembunuhan martir Haniyeh, pejabat tinggi Hamas dimobilisasi untuk menyelesaikan pembicaraan dan konsultasi untuk pemilihan kepala politbiro yang baru. Pada tanggal 6 Agustus, Hamas mengumumkan arsitek di balik Operasi Badai Al-Aqsa tanggal 7 Oktober, Yahya Sinwar, sebagai pemimpin baru biro politiknya.
Pasukan Qud Ucapkan Selamat kepada Sinwar
Pemilihan Sinwar dengan suara bulat untuk peran organisasi tertinggi dalam Gerakan Perlawanan Islam menandai pendekatan Hamas yang teguh untuk melawan rezim Zionis Israel, meskipun harga yang harus dibayarnya sebagai akibat dari pilihan ini sangat mahal. Komandan Pasukan Qud Ucapkan Selamat kepada Sinwar.
Sebelumnya pada hari Jumat, komandan Pasukan Quds IRGC, Brigadir Jenderal Esmail Qaani, mengirim pesan kepada Sinwar, menyampaikan ucapan selamat dan menegaskan dukungan Iran yang berkelanjutan bagi Perlawanan Palestina terhadap pendudukan Zionis Israel.
"Seperti yang telah dinyatakan oleh Pemimpin Revolusi [Sayyid Ali Khamenei], kami menganggap bahwa adalah tugas kami untuk membalas dendam atas darah [Haniyeh] atas insiden pahit yang terjadi di wilayah Republik Islam ini," tegas Qaani dalam pesan tersebut.
Iran menolak untuk mengurangi serangan balasannya atas kematian Haniyeh, dengan menegaskan bahwa tindakannya sejalan dengan upaya untuk memastikan stabilitas dan keamanan regional.
Sementara itu, Amerika Serikat telah memobilisasi pasukan dan diplomatnya dengan harapan dapat mengurangi dampak serangan Iran terhadap aset-aset Zionis Israel. Respons yang diantisipasi muncul dalam konteks beberapa kejahatan Zionis Israel yang dilakukan di Hodeidah, Yaman dan pinggiran selatan Beirut, Lebanon, di mana pendudukan Zionis Israel menewaskan 14 orang dan melukai 90 lainnya dalam berbagai serangan dan membunuh komandan Hizbullah, Fouad Shokor, masing-masing, yang hanya meningkatkan ketegangan regional.[IT/r]