0
Thursday 22 August 2024 - 12:27
Gejolak Zionis Israel:

Media Israel: Peretas Membocorkan Banyak Sekali Data Rahasia

Story Code : 1155475
a-hacker
a-hacker
Peretas anti-Zionis Israel telah melepaskan gelombang besar kebocoran data rahasia, yang semakin mempersulit upaya Zionis Israel untuk menahan pelanggaran tersebut, Haaretz melaporkan pada hari Selasa (20/8). Menurut surat kabar tersebut, kebocoran tersebut mencakup puluhan ribu dokumen sensitif dan email yang dicuri dari lembaga-lembaga penting Israel, terutama Kementerian Kehakiman.
 
Serangan siber, yang dimulai pada tanggal 7 Oktober 2023, telah menyerang berbagai target, mulai dari kontraktor militer dan keamanan hingga rumah sakit dan kementerian pemerintah. Skala pelanggaran yang sangat besar telah membuat keamanan siber Zionis "Israel" kewalahan, sehingga mengungkap kerentanan yang signifikan.
 
"Tingkat kerusakan sebenarnya pada keamanan dan ekonomi Zionis
Israel yang disebabkan oleh kebocoran ini belum sepenuhnya diketahui," ungkap seorang sumber yang dekat dengan investigasi tersebut, seraya menambahkan bahwa "Meskipun ada investasi besar-besaran dalam langkah-langkah keamanan siber yang defensif, skala kebocoran tersebut kemungkinan merupakan yang paling parah dalam sejarah Israel -- penjarahan gigabita demi gigabita informasi dari segala jenis yang belum pernah terjadi sebelumnya."
 
Menurut teks tersebut, data yang bocor telah menyebar ke berbagai platform seperti Telegram, yang menyebabkan otoritas edia Zionis  Israel melakukan berbagai upaya penghapusan. Namun, kebijakan moderasi Telegram yang longgar telah membuat upaya untuk mengekang distribusi tersebut menjadi sulit. "Telegram muncul pada awal perang sebagai platform utama yang digunakan oleh perang informasi Hamas melawan media Zionis Israel, platform yang tidak dapat ditangani dengan baik oleh Zionis Israel, karena kurangnya kemampuan pemantauan dan pemahaman tentang platform tersebut," Haaretz melaporkan.
 
Zionis "Israel" telah berupaya untuk mengurangi kerusakan melalui "langkah-langkah hukum" dan negosiasi langsung dengan raksasa teknologi seperti Google, Amazon, dan Meta, menurut laporan tersebut, seraya menambahkan bahwa para peretas selangkah lebih maju dan mampu beradaptasi dengan menggunakan layanan hosting dan "domain onion" yang mengaburkan sumber data dan menghambat upaya penghapusan.
 
Pada hari ke-319 genosida di Gaza, jumlah total warga Palestina yang tewas sejak agresi Israel di Jalur Gaza dimulai pada 7 Oktober telah meningkat menjadi 40.173, selain 92.857 korban luka, menurut laporan harian yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan di Gaza pada hari Selasa (20/8).
 
"Israel" melakukan tiga pembantaian dalam 24 jam, menewaskan 34 warga Palestina dan melukai 114 lainnya. Sementara beberapa orang dibawa ke rumah sakit yang berfungsi sebagian, banyak korban masih terperangkap di bawah reruntuhan dengan kru penyelamat yang tidak dapat menjangkau mereka.[IT/r]
 
Comment