Duta: Palestina Akan Mengajukan Permohonan untuk Bergabung dengan BRICS setelah Pertemuan Puncak Oktober
Story Code : 1156455
The flags of the BRICS intergovernmental organization’s member states
"Kami akan mengirimkan permohonan untuk bergabung dengan asosiasi ini" setelah pertemuan puncak, yang dijadwalkan akan diadakan di kota Kazan di Rusia barat dari 22 hingga 24 Oktober, utusan, Abdel Hafiz Nofal, mengatakan pada konferensi pers di ibu kota Rusia pada hari Senin (26/8).
Nofal mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengundang Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas untuk menghadiri acara tersebut, menyebut undangan tersebut sebagai "pesan positif" dan tanda dukungan bagi rakyat Palestina.
Putin berjanji bahwa pertemuan puncak akan mendedikasikan seluruh sesi untuk isu Palestina, kata duta besar, seraya menambahkan, "Kami memiliki harapan paling positif dari pertemuan puncak ini."
Organisasi antarpemerintah tersebut beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab.
Blok tersebut, yang sering dianggap sebagai alternatif bagi hegemoni ekonomi dan politik Barat, mencakup hampir 46 persen dari populasi global, 36 persen dari produk domestik bruto (PDB) dunia, dan 25 persen dari perdagangan global yang diukur dalam bentuk ekspor.
Para pengamat mengatakan bahwa keanggotaan potensial Palestina dalam badan tersebut akan membantu mempromosikan kerja sama ekonomi negara-negara anggota dengan Palestina, yang telah menjadi sasaran pemotongan dana yang substansial dari pihak Amerika Serikat selama beberapa tahun terakhir.
Prospek tersebut juga akan diterjemahkan menjadi dukungan politik yang lebih baik bagi Palestina, yang diakui sebagai negara oleh semua komponen BIRCS, catat mereka.
Organisasi tersebut telah menyatakan dukungan bagi Palestina dalam menghadapi kekejaman rezim Zionis Israel yang sedang berlangsung pada beberapa kesempatan.
Pada bulan Juni lalu, menteri luar negeri BRICS mengutuk kekejaman tersebut, terutama perang genosida rezim tersebut terhadap Jalur Gaza.
“Para menteri menyatakan keprihatinan yang mendalam atas memburuknya situasi di Wilayah Palestina yang Diduduki, khususnya eskalasi kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza sebagai akibat dari operasi militer Zionis Israel yang menyebabkan pengungsian massal warga sipil, kematian dan korban, serta penghancuran infrastruktur sipil,” kata mereka dalam pernyataan bersama.
Setidaknya 40.435 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, telah tewas sejauh ini selama perang Israel yang dilancarkan menyusul operasi balasan yang dilancarkan oleh kelompok perlawanan di wilayah pesisir itu Oktober lalu.
Nofal mengatakan undangan Putin kepada Abbas juga “berarti bahwa terlepas dari semua kejahatan, pembunuhan, dan penghancuran di Jalur Gaza, pesan kami adalah bahwa Palestina ingin hidup dan berkembang."[IT/r]