Mantan PM Inggris Sebut Netanyahu Pasang Alat Penyadap di Kamar Mandi Pribadinya
Story Code : 1164556
Johnson mengatakan bahwa Netanyahu meminta izin untuk menggunakan fasilitas tersebut selama pertemuan mereka. “Ini bisa jadi kebetulan, bisa juga tidak. Tetapi saya diberitahu oleh tim keamanan bahwa mereka menemukan sebuah alat penyadap di toilet saat melakukan penyisiran,” ujar mantan PM Inggris itu.
Ini bukan pertama kali isu serupa terjadi. Pada tahun 2018, Mossad, badan intelijen Israel, dituduh meletakkan alat penyadap di dekat Gedung Putih untuk menguping Donald Trump yang saat itu menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat.
Menurut Politico, tiga mantan pejabat AS mengklaim FBI dalam investigasinya menemukan bahwa pelaku yang meletakkan alat penyadap tersebut adalah Israel. Alat tersebut merupakan sebuah perangkat mini yang dirancang untuk memantau lalu lintas telepon seluler.
Isu tersebut mengingatkan publik Barat tentang kegiatan spionase Israel terhadap negara-negara yang dianggap sebagai ‘sekutu’ bagi rezim Zionis. Kasus-kasus spionase itu meliputi kasus Jonathan Pollard, mantan analis intelijen Angkatan Laut AS, yang dihukum karena memberikan informasi rahasia kepada Israel pada tahun 1980-an.
Kasus penting lainnya adalah kasus Ben-Ami Kadish, seorang insinyur mekanik Amerika yang divonis bersalah pada tahun 2008 karena memberikan dokumen militer AS yang dirahasiakan kepada Israel. Selain itu, ada Arnon Milchan, seorang produser Hollywood, yang juga mengaku sebagai mata-mata Israel pada tahun 1970-an dan 1980-an untuk memperoleh teknologi guna program senjata nuklir Israel.
Pada tahun 2016, intelijen Inggris melabeli Israel sebagai “ancaman nyata” bagi keamanan Timur Tengah. Ungkapan tersebut dikutip oleh surat kabar Prancis, Le Monde, berdasarkan dokumen rahasia yang didapatkan oleh Edward Snowden. [IT/G]