Teheran: Iran Mungkin akan Perluas Jangkauan Rudal
Story Code : 1170256
“Jika Republik Islam Iran menghadapi ancaman eksistensial, kami akan mengubah kebijakan dan doktrin militer kami,” kata Kharrazi dalam wawancara dengan televisi al-Mayadeen dari Lebanon pada Jumat (1/11).
Ia menekankan bahwa Iran memiliki kemampuan untuk memproduksi senjata nuklir, tetapi tidak diperbolehkan karena fatwa Pemimpin Revolusi Islam, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, yang melarang penggunaan senjata pemusnah massal.
“Kami kini memiliki kemampuan yang diperlukan untuk memproduksi senjata nuklir. Satu-satunya yang mencegah kami untuk memproduksinya hanyalah fatwa Pemimpin yang melarang produksi senjata nuklir.”
Mengenai jangkauan rudal Iran, Kharrazi mengatakan, “Sejauh ini, kami mempertimbangkan sensitivitas Barat, khususnya Eropa. Namun, jika mereka tidak menghormati sensitivitas kami terkait integritas teritorial Republik Islam Iran, tidak ada alasan bagi kami untuk terus mempertimbangkan kepentingan mereka.”
“Oleh karena itu, ada kemungkinan jangkauan rudal Iran akan meningkat,” tambahnya mengisyaratkan kemampuan rudal Iran dapat menjangkau hingga ke Eropa.
Menyikapi serangan Israel baru-baru ini terhadap sejumlah lokasi militer di Iran, Kharrazi menegaskan bahwa negara tersebut “pasti akan merespons pada waktu dan cara yang tepat.” Ia menyatakan bahwa Iran tidak berniat memperluas perang di seluruh wilayah, tetapi menekankan bahwa “kami siap berperang.”
Kharrazi mencatat bahwa Israel telah melakukan “kesalahan perhitungan” sejak melancarkan agresi di Gaza dan Lebanon. “Mereka percaya dapat menghancurkan Hamas dan Hizbullah dengan serangan di Gaza dan Lebanon. Mereka salah mengira bahwa kematian para pemimpin Hamas dan Hizbullah akan mengakibatkan runtuhnya gerakan ini. Banyak di Israel yang mengakui kesalahan perhitungan ini,” sebutnya.
Sejak awal Oktober 2023, Israel telah melancarkan agresi brutal di dua front yang mengakibatkan lebih dari 43.259 kematian di Jalur Gaza dan sedikitnya 2.867 di Lebanon.
Selama periode tersebut, rezim Israel juga telah membunuh beberapa pemimpin perlawanan, termasuk kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, dan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah.
Untuk mendukung warga Palestina di Gaza, kelompok perlawanan meluncurkan serangan balasan terhadap target-target Israel dan bersumpah untuk terus berjuang hingga serangan di Gaza berakhir.
Sebagai respons terhadap tindakan pembunuhan oleh Israel terhadap para pemimpin perlawanan, Iran melaksanakan Operasi True Promise 2 awal Oktober lalu. Iran menegaskan komitmennya untuk menanggapi tindakan agresi Israel dan tidak akan mengabaikan hak-haknya. [IT/G]