Tentara 'Israel' Merencanakan Keberangkatan Sukarela Warga Gaza Setelah Usulan Trump

Instruksi Katz pada hari Kamis (6/2) mengikuti usulan kontroversial Presiden Donald Trump untuk memindahkan warga Palestina keluar dari Gaza dan meminta AS mengambil alih daerah kantong yang hancur akibat perang tersebut.
 
"Saya telah menginstruksikan Angkatan Darat untuk menyiapkan rencana guna memungkinkan keberangkatan sukarela bagi penduduk Gaza," kata menteri Zionis "Israel" tersebut dalam sebuah pernyataan.
 
Katz menginstruksikan angkatan darat Zionis "Israel" untuk mempersiapkan keberangkatan penduduk Gaza ke negara mana pun yang bersedia menerima mereka.
 
"Rencana tersebut akan mencakup opsi keluar melalui penyeberangan darat, serta pengaturan khusus untuk keberangkatan melalui laut dan udara," tambah Katz.
 
Katz mengatakan dia menyambut baik "rencana berani Trump, yang dapat memungkinkan sebagian besar penduduk Gaza untuk pindah ke berbagai tempat di seluruh dunia."
 
Usulan Trump untuk Gaza telah menuai kritik dari kelompok hak asasi internasional dan negara-negara seperti Rusia,China, dan Jerman, yang khawatir hal itu akan menyebabkan penderitaan dan kebencian baru. Sementara itu, warga Palestina di Gaza telah berjanji untuk tidak pernah meninggalkan reruntuhan rumah mereka di wilayah pesisir tersebut.
 
Samir Abu Basel, seorang ayah dari lima anak yang mengungsi dari rumahnya di dekat tepi utara Gaza, percaya bahwa Trump dapat pergi ke neraka dengan ide-idenya, uang, dan keyakinannya.
 
Pejabat Hamas Sami Abu Zuhri mengkritik pernyataan Trump tentang pengambilalihan wilayah Palestina, dengan menyatakan bahwa hal itu tidak masuk akal dan dapat memicu kerusuhan di wilayah tersebut.
 
Meskipun telah menandatangani perjanjian gencatan senjata, "Israel" terus-menerus melanggarnya melalui serangan udara harian, serangan penembak jitu, dan blokade bantuan—sementara Hamas telah berkomitmen pada kesepakatan tersebut.[IT/r]