0
Friday 7 February 2025 - 11:42
PBB

Pelapor Khusus PBB Kecam Ujaran Trump Terkait Eksodus Paksa Warga Gaza

Story Code : 1189127
Pelapor Khusus PBB Kecam Ujaran Trump Terkait Eksodus Paksa Warga Gaza
“Apa yang dia (Trump) usulkan adalah omong kosong total, dan itu melanggar hukum,” tegasnya. Pengacara asal Italia itu mengatakan bahwa apa yang terjadi di Gaza sejatinya lebih buruk dari pembersihan etnis, dan itu adalah pengusiran paksa dan perampasan tanah dalam konteks genosida yang merupakan kejahatan internasional.

“Hal itu akan memperburuk keterlibatan (AS) dalam kejahatan yang telah dilakukan Israel selama 15 bulan terakhir. Jadi apa yang dikatakan itu adalah omong kosong, melanggar hukum, tidak bermoral, tidak bertanggung jawab. Karena itu akan memperburuk krisis regional,” tukasnya.
Albanese sangat berharap orang-orang akan tetap tenang, tidak panik, dan mengusulkan agar 193 negara bagian dalam PBB “memberi AS apa yang selama ini dicarinya: Isolasi!”

Ia menegaskan bahwa warga Gaza telah berjuang untuk bertahan hidup selama 15 bulan di hadapan pemboman dan pembunuhan tanpa henti. Mereka tinggal di tenda-tenda tanpa akses ke air, akses yang bermartabat ke air, makanan dan tempat berteduh.
Albanese menyebut yang dibutuhkan oleh warga Gaza yang notabene adalah populasi penyintas genosida ini adalah bantuan dan Upaya penyelamatan, alih-alih kebingungan memikirkan siapa yang akan membangun kembali Gaza.

“Tentu saja Gaza akan dibangun kembali dan akan dibangun kembali, tetapi tidak seorang pun berhak mengatakan bagaimana Gaza akan dibangun kembali selain orang Palestina,” tambahnya.  

Albanese paham betul bahwa apa yang ia katakan dalam konferensi pers di Copenhagen pada Rabu (5/2) tersebut akan menimbulkan kepanikan dan konsekuensi-konsekuensi tertentu. “Karena kita hidup di dunia di mana Amerika Serikat tertanam dalam politik kita dalam gaya hidup kita dalam semua yang kita lakukan dalam ekonomi kita jadi pengaruh ini biasanya terasa dan tidak seorang pun akan uh akan mampu menentang Amerika Serikat,” imbuhnya.

Albanese menjelaskan bahwa kini dunia memiliki dua pilihan, antara tetap berada pada “pilihan default, dalam artian dunia yang tunduk yang terdiri dari (negara-negara) pengikut (hegemoni AS) yang manut saja terhadap pelanggaran hukum ini dan omong kosong yang sedang dipropagandakan” atau “berdiri mengambil prinsip untuk bangkit dan berkata cukup, sudah cukup sampai sini lalu mulai melepaskan diri (dari berhubungan dengan AS),” pungkasnya. [IT/G]
Comment