0
Saturday 8 February 2025 - 04:30
Suriah - Rusia:

Kemenhan Suriah: Rusia Mungkin Diizinkan Mempertahankan Pangkalan Militernya

Story Code : 1189293
Syria
Syria's newly appointed Defense Minister Major General Murhaf Abu Qasra
Menteri Pertahanan Suriah yang baru, Mayor Jenderal Murhaf Abu Qasra, menyatakan bahwa Suriah terbuka untuk mengizinkan Rusia mempertahankan pangkalan udara dan lautnya di sepanjang pantai Mediterania, asalkan setiap perjanjian dengan Moskow melayani kepentingan nasional Suriah.
 
Dalam sebuah wawancara dengan Washington Post, Abu Qasra menjelaskan bahwa pemerintah Suriah mengadopsi pendekatan pragmatis, menilai kembali dan membentuk aliansi baru sambil mempertimbangkan kembali aliansi lama yang didirikan di bawah rezim sebelumnya.
 
Dia menekankan bahwa sikap Rusia terhadap pemerintahan Suriah yang baru telah "membaik secara signifikan" sejak jatuhnya rezim Assad pada bulan Desember, dan demikian pula, posisi pemerintah Suriah terhadap Moskow telah bergeser, menandakan perubahan dalam pendekatan strategis mereka.
 
Abu Qasra juga mengungkapkan bahwa Suriah sedang menjajaki kemungkinan perjanjian pertahanan dengan banyak negara dan terlibat dalam negosiasi sensitif dengan Amerika Serikat dan Turki mengenai status pangkalan militer mereka di negara tersebut.
 
Bagaimana nasib mantan Presiden al-Assad?
Abu Qasra tidak mengonfirmasi apakah presiden sementara Suriah, Ahmad al-Sharaa, secara eksplisit meminta ekstradisi al-Assad selama pertemuan bulan lalu dengan pejabat Rusia, tetapi mengakui bahwa "masalah meminta pertanggungjawaban al-Assad telah dibahas."
 
Delegasi Rusia, yang dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri Mikhail Bogdanov, menolak berkomentar apakah situasi al-Assad menjadi topik diskusi selama pertemuan tersebut.
 
Bogdanov menyampaikan rasa terima kasih atas keselamatan warga negara dan fasilitas Rusia selama kejadian baru-baru ini, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita milik pemerintah Rusia, TASS, mengenai pembicaraan pada tanggal 28 Januari dengan al-Sharaa, seraya menambahkan bahwa kesepakatan mengenai kehadiran militer Rusia "memerlukan negosiasi mendalam tambahan."
 
Perlu dicatat bahwa Rusia telah mengurangi kehadirannya di Suriah secara signifikan, dengan mengonsolidasikan personel dan aset militernya ke hanya dua fasilitas utama di Tartus dan Latakia.
 
Lokasi-lokasi ini memiliki kepentingan strategis yang sangat besar bagi Moskow, khususnya pangkalan angkatan laut, yang menyediakan pelabuhan air hangat penting bagi Rusia di Mediterania.
 
Bulan lalu, Suriah mengakhiri kontrak dengan perusahaan Rusia yang mengelola operasi komersial pelabuhan Tartus, pejabat Suriah melaporkan.
 
Namun, status kehadiran militer Rusia di pelabuhan tersebut masih belum pasti.[IT/r]
 
 
Comment