Iran Peringatkan PBB tentang Ancaman Kekerasan Trump, Katakan Akan Membela Diri
Story Code : 1190158
Iran's UN Ambassador, Amir Saeid Iravani, in the United Nations Security Council chamber
Iran memberi tahu PBB pada hari Selasa (11/2) tentang "pernyataan yang sembrono dan menghasut" dari Presiden AS Donald Trump, yang mengancam penggunaan kekerasan, dengan peringatan bahwa "setiap tindakan agresi akan memiliki konsekuensi yang berat."
Dalam sebuah surat kepada Dewan Keamanan PBB, yang ditinjau oleh Reuters, Duta Besar Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani mengutip pernyataan Trump dalam wawancara dengan New York Post dan Fox News, di mana ia menyatakan preferensinya untuk mencapai kesepakatan dengan Iran daripada menggunakan tindakan militer, menekankan perjanjian non-nuklir sebagai alternatif yang potensial.
"Saya ingin kesepakatan dengan Iran tentang non-nuklir. Saya lebih suka itu daripada mengebomnya habis-habisan," kata Trump dalam sebuah wawancara dengan The New York Post di atas Air Force One pada hari Jumat (7/2).
Meskipun Trump diduga menyatakan kesediaannya untuk berunding, ia menolak untuk mengungkapkan rincian spesifik mengenai potensi diskusi dengan Iran.
Ketika ditanya apa yang dapat ia tawarkan kepada Iran sebagai balasannya, ia menjawab, "Saya tidak dapat mengatakan itu karena itu terlalu jahat. Saya tidak akan mengebom mereka."
"Pernyataan yang sembrono dan menghasut ini secara mencolok melanggar hukum internasional dan Piagam PBB," tulis Iravani kepada dewan yang beranggotakan 15 orang.
"Republik Islam Iran memperingatkan bahwa setiap tindakan agresi akan memiliki konsekuensi yang parah, yang akan menjadi tanggung jawab penuh AS," imbuh Iravani, menegaskan bahwa Iran akan mempertahankan kedaulatannya terhadap segala bentuk permusuhan.
Trump memberlakukan kembali kampanye "tekanan maksimum" terhadap Iran minggu lalu, yang bertujuan untuk mengurangi ekspor minyaknya menjadi nol sebagai bagian dari upaya untuk mencegah Tehran memperoleh senjata nuklir.
Sementara Trump mengklaim bahwa ia akan terbuka untuk berdialog dengan Tehran, Presiden Masoud Pezeshkian mempertanyakan ketulusan Amerika Serikat.
Sementara itu, Iravani, dalam suratnya, menyatakan bahwa kebijakan AS "memperkuat tindakan pemaksaan sepihak yang melanggar hukum dan meningkatkan permusuhan terhadap Iran," serta menyerukan DK PBB untuk mengecam "retorika kurang ajar" Trump.[IT/r]