Hamas Mengonfirmasi Komandan Militer Senior Dibunuh di Lebanon
Story Code : 1191311
A Civil Defense firefighter hoses down a burned car that was hit by an Israeli drone strike, in the southern port city of Sidon, Lebanon,
Brigade Qassam mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (17/2) bahwa Mohammad Shahin, yang juga dikenal sebagai Abu al-Baraa, telah terbunuh dalam serangan udara di kota pelabuhan Sidon di pesisir Mediterania.
Mereka meratapi kehilangan Shaheen, memuji dedikasinya yang penuh terhadap perlawanan dan perjuangan melawan pendudukan Zionis Israel.
Brigade Qassam menyatakan bahwa komandan militer yang gugur ini memainkan peran kunci dalam operasi besar dan mengejutkan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok perlawanan berbasis Gaza, yang disebut Operasi Badai Al-Aqsa, terhadap entitas Zionis pada 7 Oktober 2023, dan sejak itu terus mengambil serangkaian tugas penting.
Dalam pernyataan bersama, militer Israel dan layanan keamanan internal yang disebut Shin Bet mengidentifikasi Shaheen sebagai "kepala Departemen Operasi Hamas di Lebanon."
Mereka menuduhnya baru-baru ini merencanakan serangan terhadap pemukim Zionis Israel dari Lebanon.
Tentara Zionis Israel dan Shin Bet juga menggambarkannya sebagai "sumber pengetahuan penting" untuk serangan roket dari Lebanon.
Saluran berita televisi al-Mayadeen yang berbasis di Lebanon dan pan-Arab melaporkan bahwa serangan drone Israel menargetkan sebuah mobil di pintu masuk Sidon.
Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan sebuah kendaraan yang terbakar di jalan raya, dengan asap hitam mengepul darinya.
Kecaman dari Jihad Islam
Sementara itu, gerakan Jihad Islam, dalam sebuah pernyataan, mengecam pembunuhan komandan tinggi Brigade Qassam di kota Sidon, Lebanon.
"Pembunuhan yang mengkhianat dan pengecut ini mencerminkan sifat agresif dan kriminal dari para pemimpin entitas Zionis. Ini merupakan tindakan berbahaya yang bertujuan untuk menghilangkan Sumbu Perlawanan, para pemimpin dan komandan-nya.
Darah murni para pemimpin perlawanan di Lebanon dan Palestina hanya akan meningkatkan kohesi, kekuatan, dan komitmen bangsa Lebanon dan Palestina untuk melawan Zionis Israel," bunyi pernyataan tersebut.
Serangan ini terjadi sehari sebelum Israel dijadwalkan untuk menyelesaikan penarikan penuh pasukannya dari Lebanon sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata yang mengakhiri 14 bulan pertempuran antara Zionis Israel dan gerakan perlawanan Hezbollah.
Batas waktu pada hari Selasa (18/2) ditetapkan setelah Israel dan Lebanon setuju untuk menunda jadwal penarikan yang semula pada akhir Januari.
Namun, kini Zionis Israel bersikeras untuk mempertahankan pasukan di lima lokasi strategis di selatan Lebanon dekat perbatasan setelah batas waktu 18 Februari.[IT/r]