Media Israel: Kehadiran 'Israel' di Lebanon adalah Kesalahan
Story Code : 1191467
Israeli forces operate in South Lebanon, as seen from northern occupied Palestine
Koresponden harian Zionis Israel Maariv itu menekankan bahwa "Israel" sedang mengulangi kesalahan masa lalu dalam ketidakhadiran pertahanan militer setelah 7 Oktober, dan memperingatkan bahwa "Israel sedang menuju ke dalam rawa Lebanon setelah 25 tahun berhasil keluar darinya."
Menurut Ashkenazi, Zionis "Israel" tidak memiliki strategi dan beroperasi seperti "pemadam kebakaran", di mana para pemimpinnya kewalahan dalam menangani krisis di utara, Gaza, dan Iran, tanpa membangun langkah-langkah jangka panjang.
Ia menambahkan bahwa IOF telah menciptakan dua sabuk keamanan di Lebanon, tetapi ternyata sabuk keamanan ini justru menjadi jebakan bagi tentara yang bertugas di sana. Ia mengutip insiden Safari pada tahun 1985 ketika pejuang Perlawanan Lebanon, Amer Kalakesh, membunuh 12 tentara Zionis Israel yang sedang dalam perjalanan menuju Metulla, serta bencana Slouki dan Shayetet, di antara banyak insiden lainnya.
Ashkenazi menekankan bahwa Zionis "Israel" telah berdarah selama 18 tahun di Lebanon tanpa tujuan yang jelas. Ia juga menegaskan bahwa mendirikan pos-pos di lokasi yang ditinggalkan IOF 25 tahun lalu adalah sebuah kesalahan besar, seraya menambahkan bahwa "akan ada banyak ibu dan ayah yang menangis," serta tidak ada logika di balik mempertahankan posisi di Lebanon Selatan.
Ia mengakhiri dengan mengatakan bahwa tentara Israel gagal memberikan rasa aman bagi pemukim di utara, dan hal tersebut tidak dapat dicapai dengan mendirikan pangkalan di "rawa".
'Israel' Akan Menduduki Lima 'Titik Strategis' di Lebanon
Militer Israel mengumumkan bahwa mereka akan tetap berada di lima "titik strategis" di dalam wilayah Lebanon, bahkan setelah penarikan mereka dari wilayah selatan pada hari Selasa (18/2).
Juru bicara militer Zionis Israel, Letnan Kolonel Nadav Shoshani, mengatakan, "Berdasarkan situasi saat ini, kami akan meninggalkan sejumlah kecil pasukan yang ditempatkan sementara di lima titik strategis di sepanjang perbatasan di Lebanon agar kami dapat terus melindungi warga kami dan memastikan tidak ada ancaman langsung."
Pasukan pendudukan Zionis Israel telah beberapa kali melanggar perjanjian gencatan senjata, yang terbaru dengan membakar beberapa rumah di kota Houla dan May al-Jabal pada hari Sabtu, menambah catatan panjang aksi pembakaran dan penghancuran rumah warga sipil di desa-desa Lebanon Selatan yang mereka duduki.
Baru-baru ini, tentara Zionis Israel juga menembak mati seorang gadis berusia 13 tahun, Khadija Atwi, di kampung halamannya di Houla, Lebanon Selatan. Mereka bahkan mencegah orang-orang untuk mengambil jasadnya.
Palang Merah dilarang masuk ke kota tersebut hingga hari Senin, ketika mereka akhirnya berhasil mengevakuasi jenazah Atwi serta menyelamatkan enam warga sipil yang terjebak. Menurut saudara perempuannya, Khadija bisa saja diselamatkan jika pasukan Israel mengizinkan seseorang untuk membawanya, karena luka yang dideritanya seharusnya tidak fatal.[IT/r]