Uskup Agung Hanna: Palestina tetap setia pada pengorbanan Sayyid Nasrallah
Story Code : 1191673
Atallah Hanna, Greek Orthodox Archbishop of Sebastia in occupied al-Quds
Uskup Agung Ortodoks Yunani Sebastia di al-Quds yang diduduki, Atallah Hanna, menyampaikan pidato penghormatan untuk mantan Sekretaris Jenderal Hizbullah, martir Sayyid Hassan Nasrallah.
"Hanya dalam beberapa hari, Lebanon akan menyaksikan peristiwa luar biasa dan bersejarah—pemakaman Sayyed Hassan Nasrallah dan para martir lainnya," kata Uskup Agung Hanna.
"Dari al-Quds, kami berdiri dengan penuh rasa hormat dan penghormatan atas pengorbanan beliau, serta pengorbanan para sahabat beliau, yang berdiri bersama Palestina, membelanya, dan membayar harga yang mahal untuk perjuangannya," ungkapnya, seraya menambahkan, "Kami tetap setia pada pengorbanan ini, dan seluruh rakyat Palestina tetap setia pada pengorbanan Sayyid Nasrullah dan para sahabat beliau."
"Saat kami menyampaikan belasungkawa dari jantung kota suci kami, kami menegaskan bahwa kami tidak akan pernah melupakan mereka yang berdiri di samping Palestina di masa-masa tergelap dan keadaan yang paling sulit."
Dalam konteks terkait, Hanna memperingatkan bahwa saat ini, perjuangan Palestina menjadi sasaran konspirasi, karena musuh berusaha menggusur rakyat Palestina dan memusnahkan perjuangan mereka, namun, ia menggarisbawahi bahwa rakyat Palestina tidak akan pernah menyerah dan akan tetap teguh pada hak-hak, prinsip-prinsip, dan keyakinan mereka yang teguh.
"Kata 'menyerah' tidak memiliki tempat dalam kosakata kami sebagai orang Palestina," tegasnya.
"Kita adalah satu keluarga, satu Umat, yang menentang proyek-proyek kolonial yang tidak hanya menyasar Palestina, tetapi seluruh Umat. Pesan kita selalu, dan akan tetap, bahwa Palestina adalah kompas," tegas Hanna, mendesak mereka yang mengarahkan pandangan mereka ke tempat lain untuk memperbaiki arah mereka.
Uskup Agung menekankan perlunya umat Kristen dan Muslim dari semua sekte untuk bersatu, terutama di masa-masa ini, ketika musuh mencari perpecahan dan fragmentasi, untuk memicu sektarianisme dan perselisihan sehingga mereka dapat mendorong rencana kolonial mereka yang menyasar Palestina dan Umat.
"Kita, umat Kristen dan Muslim di Levant (Suriah, Lebanon, Palestina sekarang), akan tetap menjadi satu Umat yang bersatu, dengan al-Quds sebagai kompas kita dan Palestina sebagai tujuan kita," tegas Hanna, menggarisbawahi perlunya mencegah pihak atau entitas mana pun untuk memajukan proyek-proyek yang ditujukan untuk perpecahan dan fragmentasi lebih lanjut.
"Kita adalah satu keluarga—inilah kita selama ini, dan ini adalah kita yang akan tetap ada," pungkasnya.[IT/r]