0
Tuesday 18 March 2025 - 04:45
UNICEF dan Gejolak Palestina:

UNICEF Memperingatkan: Sejuta Anak di Gaza "Berjuang untuk Bertahan Hidup"  

Story Code : 1196988
A Palestinian girl struggles as she and others try to get donated food at a distribution centre in Beit Lahiya, northern Gaza Strip
A Palestinian girl struggles as she and others try to get donated food at a distribution centre in Beit Lahiya, northern Gaza Strip
"Satu juta anak di Gaza berjuang untuk bertahan hidup tanpa kebutuhan dasar," kata UNICEF dalam sebuah posting di X pada hari Senin (17/3). Badan PBB itu mencatat bahwa ratusan ribu orang di Gaza "kekurangan air bersih dan layanan sanitasi."
 
Mencatat bahwa pabrik desalinasi beroperasi pada kapasitas yang jauh berkurang, UNICEF mengatakan air adalah "hak asasi manusia dasar yang tidak boleh ditolak oleh siapa pun."
 
Berbicara dari Deir al-Balah di Gaza tengah, direktur regional UNICEF Edouard Beigbeder mengatakan "sangat mendesak untuk mengizinkan setidaknya sejumlah air dan listrik" masuk ke jalur itu.
 
UNICEF mengatakan hanya "gencatan senjata yang langgeng" dan akses bantuan "tanpa batas" yang benar-benar dapat menyelamatkan nyawa.
 
Minggu lalu, media Zionis Israel mengatakan menteri energi dan infrastruktur rezim Eli Cohen memerintahkan Perusahaan Listrik Zionis Israel untuk menghentikan transmisi listrik ke Gaza "segera."
 
Listrik telah diputus selama lebih dari 16 bulan, sejak dimulainya perang genosida Israel di Gaza pada Oktober 2023.
 
Pelapor khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki, Francesca Albanese, memperingatkan keputusan Israel untuk memutus aliran listrik ke Gaza, dengan mengatakan hal itu akan berdampak pada pasokan air ke jalur yang dikepung itu.
 
Keputusan Zionis Israel berarti "tidak ada stasiun desalinasi yang berfungsi, ergo: tidak ada air bersih", katanya.
 
Zionis Israel melancarkan serangan genosida di Gaza pada 7 Oktober 2023. Israel telah menewaskan sedikitnya 48.577 warga Palestina di sana sejauh ini.
 
Pada bulan Januari, rezim Zionis Israel dipaksa untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas mengingat kegagalan rezim tersebut untuk mencapai salah satu tujuannya, termasuk "penghapusan" gerakan perlawanan Palestina atau pembebasan tawanan.
 
Tahap gencatan senjata selama 42 hari, yang dirusak oleh pelanggaran berulang kali oleh Zionis Israel, berakhir pada tanggal 1 Maret, tetapi Israel menahan diri untuk tidak ikut campur dalam pembicaraan untuk tahap kedua perjanjian tersebut.[IT/r]
 
 
 
Comment