Venezuela's President Nicolás Maduro gestures to supporters during a rally in Caracas, Venezuela
Venezuela mengutuk keras intervensi militer Amerika Serikat dan Inggris di Yaman, menyebutnya sebagai pelanggaran kedaulatan negara yang memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah mengerikan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Senin (17/3) malam, Venezuela menegaskan bahwa serangan ini hanya membawa kehancuran dan penderitaan lebih lanjut bagi rakyat Yaman, tanpa menawarkan solusi nyata untuk tantangan di kawasan tersebut.
Pernyataan itu juga mengaitkan agresi tersebut dengan pola pembantaian sistematis yang lebih luas terhadap negara-negara Arab, dimulai dengan Palestina, meluas melalui Suriah dan Lebanon, dan sekarang mencapai Yaman.
Venezuela selanjutnya mengaitkan ketidakstabilan saat ini di Asia Barat dengan pendudukan dan genosida terhadap rakyat Palestina.
Dinyatakan bahwa hampir 80 tahun agresi, pengucilan, dan kekerasan terhadap Palestina telah memicu konflik berkepanjangan dengan konsekuensi yang luas bagi seluruh kawasan.
Pernyataan tersebut menyerukan penghentian segera serangan terhadap Yaman dan mendesak masyarakat internasional untuk campur tangan guna menghentikan eskalasi militer.
Pernyataan tersebut menekankan bahwa satu-satunya jalan menuju perdamaian di kawasan tersebut adalah kembali ke legitimasi internasional, penegakan resolusi Dewan Keamanan PBB tentang Palestina, dan diakhirinya semua permusuhan terhadap rakyat di kawasan tersebut.
Venezuela juga menyerukan kepada pemerintah dan penduduk Arab dan Islam untuk mengambil tindakan dalam membela hak dan kehidupan mereka yang menderita akibat agresi tersebut.
Pernyataan tersebut diakhiri dengan menegaskan kembali komitmen Venezuela terhadap diplomasi perdamaian Bolivarian, menekankan dukungannya yang tak tergoyahkan terhadap kedaulatan negara-negara dan perdamaian yang didasarkan pada penghormatan mutlak terhadap Piagam PBB dan perjanjian internasional.[IT/r]