Presiden AS Donald Trump dilaporkan mempertimbangkan untuk melepaskan peran eksklusif Washington dalam memimpin komando militer NATO, NBC News mengklaim, mengutip pejabat pertahanan.
Media tersebut mengatakan Trump sedang menjajaki kemungkinan melepaskan kendali atas jabatan Panglima Tertinggi Sekutu Eropa (SACEUR), yang telah dipegang oleh seorang jenderal bintang empat AS sejak blok tersebut berdiri pada tahun 1949.
SACEUR bertugas mengawasi operasi militer NATO di Eropa. Posisi tersebut saat ini dipegang oleh Jenderal Christopher G. Cavoli, yang juga bertanggung jawab atas koordinasi bantuan militer NATO ke Kiev selama konflik Ukraina.
Jika AS benar-benar melepaskan kepemilikan peran tersebut, kemungkinan besar akan diisi oleh salah satu negara anggota NATO di Eropa.
Menurut NBC, Trump mempertimbangkan langkah tersebut sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk merestrukturisasi komando militer AS dan mengurangi pengeluaran pertahanan.
Laporan tersebut menyatakan bahwa pemerintahannya telah mempertimbangkan pemotongan biaya di dalam Departemen Pertahanan.
Selama bertahun-tahun, Trump telah berulang kali mengkritik NATO.
Setelah pelantikannya pada bulan Januari, ia mendesak anggota blok Eropa untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan mereka dan memperingatkan bahwa AS tidak akan bertanggung jawab untuk membela negara-negara NATO yang tidak memenuhi kewajiban keuangan mereka.
Trump juga mengklaim bahwa perluasan NATO dan jangkauannya ke Ukraina di bawah mantan Presiden AS Joe Biden merupakan salah satu faktor yang menyebabkan konflik saat ini.
Rusia secara konsisten mengutuk perluasan NATO ke arah perbatasannya, menggambarkan blok tersebut sebagai ancaman bagi keamanan nasionalnya.
Pejabat Rusia, termasuk Presiden Vladimir Putin, juga telah berulang kali menekankan bahwa dorongan NATO untuk memasukkan Ukraina adalah salah satu akar penyebab di balik eskalasi konflik pada tahun 2022.
Laporan NBC tidak menyebutkan apakah Trump telah membuat keputusan akhir untuk melepaskan posisi SACEUR, dan sejauh mana proposal tersebut sedang dipertimbangkan masih belum jelas. Departemen Pertahanan AS juga belum berkomentar.[IT/r]