Bank Turki Jual $8 Miliar untuk Stabilkan Lira Setelah Penangkapan Imamoglu
Story Code : 1197435
a banner featuring a photo of Istanbul Mayor Ekrem Imamoglu
Lembaga keuangan Turki menjual sekitar $8 miliar pada Rabu (19/3) siang dalam upaya mendukung lira, setelah mata uang tersebut anjlok hingga 11% menyusul penahanan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, menurut sumber yang mengetahui langsung masalah ini.
Intervensi di pasar lira dilakukan melalui beberapa bank, kata sumber tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim.
Penahanan Imamoglu—yang secara luas dianggap sebagai saingan utama Presiden Recep Tayyip Erdogan—mengguncang pasar Turki dan memicu aksi jual besar-besaran. Hingga pukul 12:45 siang di Istanbul, lira diperdagangkan 5,5% lebih rendah pada 38,8565 per dolar AS.
Krisis mata uang ini menyoroti kekhawatiran investor terhadap ketidakstabilan politik dan ketidakpastian ekonomi, dengan analis memperingatkan bahwa gejolak lebih lanjut dapat memperburuk tekanan pada ekonomi Turki yang sudah rapuh.
Polisi Turki Tangkap Wali Kota Istanbul Terkait Kasus Korupsi
Polisi Turki telah menahan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, atas tuduhan memimpin organisasi kriminal, suap, manipulasi tender, dan membantu kelompok teroris, menurut laporan stasiun televisi CNN Turk pada Rabu (19/3).
Setelah penahanan Imamoglu, Turki membatasi akses ke beberapa platform media sosial, termasuk X, YouTube, Instagram, dan TikTok, menurut pemantau internet NetBlocks.
Dalam perkembangan terpisah, sebuah universitas di Turki pada Selasa(18/3) mencabut gelar akademik Imamoglu, dengan tuduhan bahwa gelar tersebut diperoleh secara curang.
Menurut konstitusi Turki, seorang calon presiden harus memiliki gelar pendidikan tinggi.
Imamoglu mengecam keputusan tersebut sebagai "tidak sah" dan berjanji akan menantangnya di pengadilan.
"Kami akan melawan keputusan tidak sah ini di pengadilan," kata pria berusia 53 tahun itu, yang menghadapi berbagai tantangan hukum yang oleh para kritikus dianggap bermotif politik.
"Kami akan membangun sistem yang akan menghapus ketidakadilan dari ingatan negara ini," tambahnya, sambil memperingatkan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas keputusan ini suatu hari nanti akan dimintai pertanggungjawaban.
Erdogan sendiri telah lama membantah tuduhan bahwa ia tidak pernah menyelesaikan pendidikan universitas dan karenanya tidak memenuhi syarat secara konstitusional untuk menjadi presiden.[IT/r]