Wali Kota Istanbul Imamoglu Bantah Tuduhan Terorisme dan Korupsi
Story Code : 1198054
People light flares as they protest against the arrest of Istanbul's Mayor Ekrem Imamoglu, in Istanbul, Turkiye
Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, membantah tuduhan yang mengaitkannya dengan korupsi dan terorisme, sementara protes nasional semakin meluas sebagai respons terhadap penahanannya, dan pihak berwenang Turki meningkatkan penangkapan terhadap para demonstran.
Menurut penyiar Turki A Haber, Imamoglu menghabiskan lima jam memberikan kesaksian pada hari Sabtu (22/3) terkait tuduhan bahwa ia mengangkat individu yang diduga memiliki hubungan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dilarang, ke posisi di pemerintahan kota. Ia dijadwalkan hadir di pengadilan pada malam harinya pukul 19:30 waktu setempat (16:30 GMT).
Menepis tuduhan tersebut, Imamoglu membela aktivitas kampanyenya dan membantah telah mempekerjakan individu yang terafiliasi dengan PKK. "Kontak yang saya lakukan dengan berbagai partai politik selama kampanye pemilu adalah hal yang wajar," ujarnya, seraya menambahkan bahwa penahanannya "merusak demokrasi Turki."
Gejolak Politik
Imamoglu ditahan pada hari Rabu sebagai bagian dari penyelidikan luas terhadap organisasi yang dituduh melakukan suap, korupsi, dan mendukung terorisme. Penangkapannya, yang secara luas dianggap bermuatan politik, telah memicu gelombang protes oposisi di seluruh Turkiye.
Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya mengumumkan pada hari Sabtu bahwa 343 orang telah ditangkap di sembilan provinsi selama demonstrasi semalam. Ia juga menyatakan bahwa 16 petugas polisi terluka dalam bentrokan tersebut, dan 54 orang ditahan karena "menghasut kebencian" melalui unggahan daring.
Gubernur Istanbul, Davut Gul, mengecam apa yang ia sebut sebagai upaya untuk memprovokasi kekerasan. "Ada pihak-pihak yang menghasut warga dan mendorong mereka untuk bentrok dengan pasukan keamanan," katanya. "Individu-individu ini dan mereka yang bekerja sama dengan mereka sedang melakukan kejahatan yang jelas." Ia juga memperingatkan bahwa pihak berwenang Turki tidak akan membiarkan "rencana kotor" ini berhasil dan bahwa "semua pihak yang bertanggung jawab akan diadili."
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengkritik reaksi oposisi terhadap penangkapan tersebut. "Oposisi negara ini telah ‘kehilangan keseimbangan’ dengan mengancam polisi, hakim, dan jaksa," ujarnya pada hari Kamis (19/3).
Mobilisasi Perlawanan
Meskipun terjadi tindakan keras, Partai Rakyat Republik (CHP), blok oposisi utama Turkiye, tetap melanjutkan demonstrasi lebih lanjut. "Lapangan milik kami, jalanan milik kami. Kami akan berkumpul di Sarachane [distrik di Istanbul tempat kantor administrasi kota berada] malam ini pukul 20:30," demikian pernyataan CHP di platform X.
Partai tersebut juga berjanji untuk tetap menggelar pemungutan suara utama pada hari Minggu (23/3) guna secara resmi mencalonkan Imamoglu sebagai kandidat presiden untuk pemilu 2028. Sebagai bentuk perlawanan, CHP membuka pemilihan pendahuluan ini untuk semua warga, dengan deklarasi: "Datanglah ke kotak suara dan katakan ‘tidak’ pada upaya kudeta!"
Pihak berwenang telah meningkatkan langkah-langkah keamanan di seluruh Istanbul, terutama di sekitar markas polisi dan gedung-gedung administrasi utama, seiring dengan terus berlanjutnya ketegangan dan meluasnya aksi protes.[IT/r]