Pasukan Yaman Serang Bandara Ben Gurion Israel dengan Rudal Balistik Hipersonik
Story Code : 1198200
The Yemeni forces announced on Sunday that they targeted Israel's Ben Gurion airport in Tel Aviv with their hypersonic Palestine 2 ballistic missile
Pada hari Minggu (23/3), pasukan Yaman mengumumkan bahwa mereka menargetkan Bandara Ben Gurion di Tel Aviv dengan rudal balistik hipersonik Palestine 2.
Mereka menyatakan bahwa serangan tersebut berhasil mencapai "tujuannya" untuk mengacaukan lalu lintas udara di wilayah pendudukan Zionis Israel, selama mesin pembunuh Zionis terus melancarkan perang genosida terhadap Jalur Gaza.
Pasukan Zionis Israel mengonfirmasi bahwa sebuah rudal telah memicu sirene serangan udara sekitar pukul 07:30 pagi di beberapa wilayah pendudukan, tetapi mereka mengklaim telah berhasil mencegatnya.
Laporan menyebutkan bahwa setelah serangan rudal tersebut, kekacauan terjadi di Bandara Ben Gurion, dengan sirene berbunyi dan operasional penerbangan terganggu.
Penerbangan di bandara dihentikan sementara dan para penumpang dievakuasi ke tempat perlindungan.
Serangan ke Kapal Induk AS
Selain serangan ke Zionis Israel, pasukan Yaman juga mengklaim berhasil menyerang kapal induk Amerika Serikat, USS Harry Truman, yang berlabuh di Laut Merah.
"Sebagai respons terhadap agresi Amerika yang telah melancarkan puluhan serangan udara ke negara kami dalam beberapa jam terakhir, pasukan kami menyerang kapal induk USS Harry Truman dan sejumlah kapal perang musuh di Laut Merah, menggunakan berbagai rudal dan drone," kata Pasukan Bersenjata Yaman.
"Konfrontasi berlangsung selama beberapa jam."
Mereka menegaskan akan terus menghadapi agresi brutal dan kriminal ini dengan keberanian penuh, serta tetap mendukung rakyat Palestina yang tertindas.
Pasukan Yaman juga memperingatkan bahwa mereka akan menghentikan navigasi Israel di zona operasi yang telah diumumkan sebelumnya, sampai agresi terhadap Gaza berakhir dan blokade dicabut.
Serangan Berlanjut terhadap Israel
Pada Sabtu (22/3) pagi, militer Yaman kembali menargetkan Bandara Ben Gurion dengan rudal balistik, yang disebut sebagai serangan ketiga dalam dua hari.
"Wilayah udara Zionis Israel tidak akan aman sampai agresi terhadap Gaza dihentikan," tegas Pasukan Bersenjata Yaman dalam pernyataan sebelumnya.
Sementara itu, Washington terus meningkatkan serangan terhadap Yaman. Setelah mengumumkan serangan udara besar-besaran seminggu yang lalu, militer AS melancarkan serangan terhadap Bandara Hudaydah dalam eskalasi terbaru mereka.
Pesawat tempur AS melakukan tiga serangan udara terhadap bandara di pesisir Laut Merah pada Sabtu malam, menurut laporan TV al-Masirah.
Media Yaman juga melaporkan serangan udara AS terhadap pelabuhan Salif di provinsi Hudaydah.
Selain itu, lima serangan udara lainnya dilancarkan di distrik Majzar, provinsi Ma’rib.
Pada hari Rabu, Komando Pusat Militer AS (CENTCOM) mengonfirmasi "operasi berkelanjutan" terhadap Yaman.
Pada 15 Maret, AS melancarkan gelombang serangan udara yang menewaskan 53 warga Yaman.
Serangan mematikan ini, yang pertama sejak Presiden Donald Trump kembali menjabat, terjadi setelah pasukan Yaman berjanji untuk melanjutkan operasi terhadap kapal-kapal Israel, sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina yang mengalami penderitaan akibat serangan Israel.
Eskalasi Lebih Lanjut: AS Kirim Kapal Induk Kedua
Sebagai langkah eskalasi lebih lanjut, Amerika Serikat baru-baru ini mengumumkan pengiriman kapal induk USS Carl Vinson ke wilayah tersebut.
Pemimpin Ansarullah Yaman, Abdul-Malik al-Houthi, mengatakan pada hari Sabtu bahwa meskipun AS biasanya menggunakan kapal induknya untuk unjuk kekuatan militer, kini kapal-kapal tersebut justru menjadi beban dan ancaman bagi para politisi di Washington.
Pasukan Bersenjata Yaman mulai melancarkan operasi militernya terhadap rezim Israel sejak akhir 2023, setelah Tel Aviv melancarkan perang genosida terhadap rakyat Palestina yang terperangkap di Gaza.
Pada Januari, serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah sempat dihentikan setelah gencatan senjata diumumkan antara Israel dan Hamas.
Namun, operasi kembali dilanjutkan minggu lalu setelah Zionis Israel memblokir aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza dan melanggar perjanjian gencatan senjata yang dimediasi oleh Trump.
Lebih dari 50.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza sejak Tel Aviv melancarkan perang genosida terhadap wilayah tersebut.[IT/r]