Warga Israel Protes Pemecatan Kepala Shin Bet dan Dilanjutkannya Perang
Story Code : 1198201
Israeli settlers demand the release of Israeli captives held in the Gaza Strip, in Tel Aviv
Ribuan warga Zionis Israel turun ke jalan di Tel Aviv pada Sabtu untuk memprotes tindakan terbaru pemerintah Zionis Israel.
Para pengunjuk rasa menuntut kesepakatan pertukaran sandera secara menyeluruh, menentang pemecatan Kepala Shin Bet, Ronen Bar, serta mendukung perintah sementara Mahkamah Agung Israel yang menghentikan proses pemecatannya.
Menurut Times of Israel, aksi protes yang biasanya diadakan setiap Sabtu kali ini jauh lebih besar, lebih keras, dan lebih marah dibandingkan pekan-pekan sebelumnya. Ribuan demonstran memenuhi jalan antara Kaplan Street dan Shaul HaMelech Street, hampir dua kali lipat dibandingkan jumlah demonstran pada pekan-pekan sebelumnya.
Oposisi Kecam Netanyahu
Pemimpin oposisi Zionis Israel, Yair Lapid, dalam demonstrasi tersebut menyatakan bahwa jika pemerintahan Netanyahu menolak keputusan pengadilan, maka pemerintah tersebut akan menjadi pemerintahan ilegal.
"Jika itu terjadi, seluruh sistem pemerintahan harus dihentikan. Ekonomi harus berhenti, Knesset harus berhenti, pengadilan harus berhenti, dan otoritas lokal harus berhenti," kata Lapid.
Ia juga memperingatkan bahwa jika perlu dilakukan pemberontakan pajak, maka mereka akan mengorganisirnya.
Protes Keluarga Sandera
Dani Elgarat, saudara dari sandera yang telah tewas, Etzak Elgarat, menegaskan bahwa jumlah sandera yang tewas akan terus meningkat akibat perang di Gaza.
"Netanyahu yang membunuh mereka," katanya.
"Dia yang mengarahkan semua ini, dia bertindak bertentangan dengan kepentingan negara. Dia ingin para sandera mati, diam, dan tidak dapat menceritakan apa yang terjadi," tambahnya.
Elgarat menyerukan agar Jaksa Agung Israel menghentikan Netanyahu, serta mendesak Kepala Staf Militer Ziopnis Israel untuk tidak lagi mengikuti perintahnya.
Di Hostages Square, Tel Aviv, seorang mantan sandera yang telah dibebaskan, Doron Steinbrecher, mengungkapkan kemarahannya terhadap mereka yang mendukung lanjutan perang di Gaza daripada gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera.
"Di mana kalian? Bagaimana mungkin kalian tidak mendengarkan kami? Bagaimana?" katanya.
Yehuda Cohen, ayah dari seorang tentara yang disandera, Nimrod Cohen, menuduh Netanyahu "menghancurkan hidup para sandera yang masih tertahan".
"Hari ini menandai hari ke-533 sejak 59 sandera tetap terperangkap di neraka Gaza. Netanyahu telah menghancurkan kesepakatan, sekarang dia menghancurkan hidup mereka," ujarnya.
"Netanyahu dengan sengaja memilih mengorbankan nyawa anak saya," katanya.
"Turun ke jalan—ini adalah keadaan darurat!" tambahnya.
Netanyahu Pecat Kepala Shin Bet
Pemerintah Zionis Israel secara bulat menyetujui usulan Netanyahu untuk memecat Kepala Shin Bet, Ronen Bar.
Menurut pernyataan pemerintah pada 21 Maret, Bar akan tetap menjabat hingga 10 April 2025 atau sampai kepala Shin Bet yang baru diangkat.
Namun, Mahkamah Agung Zionis Israel membekukan keputusan tersebut, dengan menyatakan bahwa "sidang akan dijadwalkan secepat mungkin, dan tidak lebih dari 8 April".
Ketegangan antara Netanyahu dan Shin Bet meningkat setelah badan intelijen tersebut melakukan penyelidikan internal terhadap peristiwa 7 Oktober 2023.
Netanyahu menolak hasil penyelidikan, dengan alasan tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan utama.
Temuan laporan tersebut membuat pemimpin oposisi, Yair Lapid dan Benny Gantz, menuntut permintaan maaf dari Netanyahu, menuduhnya berusaha menghindari tanggung jawab.
Lapid menyebut keputusan Netanyahu sebagai "memalukan", menuduhnya "kehilangan kendali dan mengorbankan nilai-nilai negara" demi mempertahankan kekuasaannya.
Menurut Channel 12, penasihat hukum pemerintah, Gali Baharav-Miara, telah meminta pertemuan dengan Netanyahu untuk membahas pemecatan tersebut.
Sementara itu, Yair Golan, ketua Partai Demokrat Oposisi, menyebutnya sebagai "perang terhadap Zionis Israel", menuduh Netanyahu "berusaha membungkam penyelidikan terhadap lingkaran kekuasaannya".
"Semakin banyak penyelidikan yang membuka keterlibatan lingkarannya, dia semakin panik, menghasut, memecat, dan mengancam penegak hukum," kata Golan, bersumpah akan melakukan perlawanan sengit.[IT/r]