0
Monday 24 March 2025 - 06:38
Gejolak Zionis Israel:

Pemerintah Israel Sepakat Pecat Jaksa Agung Secara Bulat

Story Code : 1198202
Israel
Israel's Attorney General Gali Baharav-Miara listens on as she attends a cabinet meeting at the Bible Lands Museum in Jerusalem
Para menteri Zionis Israel dengan suara bulat menyetujui pemecatan penasihat hukum pemerintah dan Jaksa Agung Gali Baharav-Miara, seperti dilaporkan media Zionis Israel pada Minggu (23/3).
 
Menurut media Zionis Israel, "mosi tidak percaya disetujui secara bulat," dengan beberapa menteri meninggalkan rapat kabinet sebelum selesai, tetapi meninggalkan catatan yang menyatakan bahwa mereka menyetujui keputusan untuk memecat Miara.
 
Rapat tersebut dipimpin oleh Menteri Kehakiman Yariv Levin, menggantikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang tidak hadir karena alasan jadwal, menurut laporan media Zionis Israel.
 
Jaksa agung yang dipecat itu mengkritik keras keputusan pemerintah Zionis Israel, menyatakan bahwa keputusan ini "bukan untuk memperkuat kepercayaan, tetapi untuk memastikan kesetiaan terhadap kepemimpinan politik, sebagai bagian dari upaya melemahkan peradilan dan mengintimidasi para profesional di semua tingkatan."
 
Dia juga menuduh pemerintah Zionis Israel berusaha menempatkan dirinya di atas hukum dan beroperasi tanpa pengawasan, bahkan dalam situasi kritis seperti keadaan darurat, protes anti-pemerintah, dan pemilu.
 
Menurutnya, dengan keputusan ini, "seorang jaksa agung yang mematuhi hukum akan dianggap sebagai seseorang yang tidak mau bekerja sama dengan pemerintah."
 
Pemecatan jaksa agung ini terjadi tak lama setelah pemecatan Kepala Shin Bet, Ronen Bar, yang sebelumnya mengangkat Gali Baharav-Miara sebagai Jaksa Agung.
 
Pemecatan Ronen Bar Memicu Protes Massal
Keputusan ini telah memicu kemarahan publik, dengan ribuan warga Zionis Israel turun ke jalan untuk berunjuk rasa di depan kantor Netanyahu sambil meneriakkan, "Kami tidak akan menyerah!"
 
Situasi memanas dengan bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi, yang menggunakan meriam air serta secara paksa membubarkan massa yang memblokir jalan-jalan utama.
 
Sebuah survei oleh Channel 12 menemukan bahwa 51% warga Israel menentang pemecatan Ronen Bar, sementara 46% lebih percaya kepada Bar daripada Netanyahu.
Para pemimpin oposisi mengutuk keputusan ini. Benny Gantz menyebutnya sebagai "tanda kehancuran moral" bagi para menteri yang mendukungnya, sementara Yair Lapid menuduh pemecatan Bar dilakukan untuk menghalangi investigasi terkait Qatar.
 
Di saat yang sama, pemerintah juga terus berupaya memecat Jaksa Agung Gali Baharav-Miara, yang sebelumnya menolak pemecatan Ronen Bar dan memperingatkan Netanyahu bahwa ia tidak memiliki kewenangan hukum untuk memecat Bar tanpa alasan yang sah.
 
Laporan menunjukkan bahwa pemungutan suara untuk pemecatan Miara dapat dilakukan secepatnya pada hari Minggu.
 
Zionis Israel di Ambang Konflik Internal
Ketika Zionis Israel melanjutkan agresinya di Gaza—yang dikecam luas sebagai genosida—dan terus melanggar gencatan senjata dengan Lebanon, ketegangan internal di dalam negeri semakin memburuk.
 
Keputusan Netanyahu untuk memecat Ronen Bar telah memperdalam krisis politik dan keamanan, serta meningkatkan kekhawatiran akan keruntuhan internal.
 
Langkah ini dianggap oleh para kritikus sebagai upaya untuk memperkuat kekuasaan dan menghalangi penyelidikan atas kebijakan pemerintahannya.
 
Dengan perang yang terjadi di beberapa front sekaligus, Zionis Israel kini menghadapi ketidakstabilan yang semakin besar, dengan kemungkinan terjadinya konflik bersenjata internal semakin nyata.[IT/r]
 
 
Comment