“Kegilaan” Israel Berlanjut di Gaza: Perintah Evakuasi dan Lebih Banyak Pembantaian
Story Code : 1198611
The aftermath of the brutal Israeli raid on Nasser Hospital in Gaza's Khan Younis
Media Palestina melaporkan serangan yang menargetkan lingkungan Shujayea dan Zeitoun di Kota Gaza, serta Deir Al-Balah, kamp pengungsi Nuseirat, kamp pengungsi Bureij, dan Rafah.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 792 orang telah menjadi martir dan 1.663 orang terluka dalam seminggu sejak musuh Zionis Israel melanjutkan perangnya di Jalur Gaza.
Total korban tewas sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, telah meningkat menjadi 50.144, sementara 113.704 orang terluka, katanya.
Lebih dari 270 dari 792 martir dalam seminggu terakhir adalah anak-anak, kata Save the Children, mencatat bahwa angka tersebut menandai beberapa "hari paling mematikan bagi anak-anak sejak perang dimulai".
"Bom berjatuhan, rumah sakit hancur, anak-anak terbunuh [dan] dunia terdiam," kata Rachael Cummings, direktur kemanusiaan Save the Children di Gaza. "Tidak ada bantuan, tidak ada keamanan, tidak ada masa depan."
Organisasi tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dimulainya kembali perang adalah "hukuman mati bagi anak-anak Gaza". ...
Pengungsian Paksa
Sementara itu pada hari Selasa (25/3), tentara pendudukan Zionis Israel memerintahkan warga Palestina di semua kota perbatasan utara untuk mengungsi, dengan mengatakan roket Palestina ditembakkan ke Zionis 'Israel' dari daerah tersebut.
Militer Zionis Israel kini telah memperluas perintah evakuasi kepada puluhan ribu penduduk di seluruh wilayah kantong yang dilanda perang tersebut.
Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi paksa beberapa kali selama hampir 18 bulan perang.
Mereka juga menghadapi kekurangan makanan, air minum, dan obat-obatan yang semakin parah setelah pendudukan Israel memblokir pengiriman bantuan pada tanggal 2 Maret.
Di sisi lain, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan sembilan stafnya masih hilang selama tiga hari berturut-turut setelah mereka gagal kembali dari misi penyelamatan di kota Rafah di Gaza selatan.
Para responden pertama menuju lingkungan Al-Hashaashin di Rafah pada hari Minggu setelah laporan adanya korban, tetapi "dikepung" oleh pasukan Israel, menurut PRCS.
Nasib mereka "masih belum diketahui", katanya. Pihak berwenang Israel menolak bekerja sama dalam upaya untuk menjangkau mereka melalui organisasi internasional.[IT/r]