0
Wednesday 26 March 2025 - 02:57
UNICEF - Serangan AS di Yaman

UNICEF: Serangan AS di Yaman Tewaskan 8 Anak di Tengah Krisis Kemanusiaan

Story Code : 1198615
US strikes on Yemen killed 8 children
US strikes on Yemen killed 8 children
Serangan AS selama tiga hari terakhir di berbagai wilayah Yaman telah menewaskan delapan anak dan membuat warga sipil mengungsi, terutama di kota pesisir Hodeidah, menurut badan anak-anak PBB (UNICEF). UNICEF memperingatkan bahwa wilayah pesisir barat berada di ambang bencana akibat malnutrisi.
 
Peter Hawkins, perwakilan UNICEF di Yaman, menggambarkan pengamatannya dari Hodeidah dengan mengatakan, “Saya berada di Hodeidah selama tiga hari terakhir. Saya melewati dataran barat, di mana orang-orang turun ke jalan dan di pinggir jalan, mengemis dan mencari bantuan. Mereka telah kehilangan harapan. Saya secara pribadi melihat sebuah bangunan yang rusak parah, di mana tiga anak terluka dalam pemboman kemarin.”
 
"Kami melihat angka 33% malnutrisi akut dan parah di beberapa daerah. Terutama di pantai barat, di Hodeidah, situasinya berada di ambang bencana... di mana ribuan orang akan mati," ujar Hawkins kepada wartawan di Jenewa melalui tautan video dari Sanaa.
 
Dia mengonfirmasi bahwa delapan anak telah tewas dalam serangan udara terbaru di Yaman utara, menekankan bahwa serangan ini berdampak langsung pada penduduk di sekitar area sasaran.
 
"Beberapa staf kami juga terdampak oleh pemboman ini. Ini benar-benar mengejutkan," tambahnya.
 
'Hukuman Mati' bagi Ribuan Anak
Selain itu, pejabat UNICEF tersebut memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Yaman merupakan "hukuman mati bagi ribuan anak" dan mendesak komunitas internasional untuk segera merespons dengan mengamankan tambahan dana bantuan kemanusiaan sebesar $157 juta untuk tahun 2025.
 
Pemotongan bantuan dari AS dan donor lainnya, ditambah dengan kekurangan distribusi pangan yang parah pada tahun 2024, telah memperburuk krisis di beberapa daerah.
 
Awal bulan ini, Médecins Sans Frontières memperingatkan meningkatnya angka malnutrisi di Yaman, dengan kebutuhan yang jauh melampaui kapasitas perawatan yang tersedia. Organisasi tersebut menyerukan dukungan yang lebih besar menyusul penurunan pendanaan kemanusiaan untuk negara tersebut.
 
Sejak menjabat pada 20 Januari, Presiden AS Donald Trump telah menangguhkan program USAID selama 90 hari untuk meninjau kesesuaiannya dengan kebijakan 'America First' yang ia terapkan.
 
Hawkins menegaskan, “Saya berdiri di sini hari ini bukan hanya untuk menyampaikan angka-angka, tetapi untuk menyuarakan penderitaan jutaan anak yang terperangkap dalam salah satu krisis kemanusiaan berkepanjangan terburuk di dunia—sebuah krisis yang ditandai dengan kelaparan, keterbatasan, dan kini eskalasi yang mengkhawatirkan.”
 
Perwakilan UNICEF menyoroti bahwa satu dari dua anak di bawah usia lima tahun di Yaman mengalami malnutrisi akut. Dari jumlah tersebut, lebih dari 537.000 anak menderita malnutrisi akut parah, kondisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, menghambat pertumbuhan, dan merampas potensi hidup mereka.
 
“Di Yaman, ini bukan sekadar krisis kesehatan—ini adalah hukuman mati bagi ribuan anak,” tegasnya.
 
Yang lebih mengkhawatirkan, ia mencatat bahwa 1,4 juta wanita hamil dan menyusui juga mengalami malnutrisi, memperburuk siklus penderitaan yang terus berlanjut dari generasi ke generasi.
 
"Bencana ini bukanlah kejadian alami—ini adalah buatan manusia. Lebih dari satu dekade konflik telah menghancurkan ekonomi Yaman, sistem kesehatan, dan infrastrukturnya. Lebih dari setengah populasi bergantung pada bantuan kemanusiaan," jelas Hawkins.[IT/r]
 
 
Comment