Para Pemimpin Poros Perlawanan Berbicara di Al-Quds Platform: Badai Al-Aqsa Membalikkan Formula, Komitmen terhadap Perjuangan Palestina Mengarah pada Kemenangan
Story Code : 1198797
Al-Aqsa Mosque
Pidato yang disampaikan oleh para pemimpin dari Lebanon, Iran, Palestina, dan Yaman menyoroti peran "Operasi Badai Al-Aqsa" dalam memperlihatkan kerapuhan entitas Zionis serta mengenang warisan besar para pemimpin yang telah gugur sebagai syuhada, terutama mantan Sekretaris Jenderal Hezbollah, Sayyid Hasan Nasrallah.
Sheikh Qassem: Badai Al-Aqsa Membalikkan Formula, Hezbollah Tidak Akan Menerima Pendudukan Zionis Israel atau Meninggalkan Para Tawanan
Sekretaris Jenderal Hezbollah, Sheikh Naim Qassem, menegaskan bahwa Israel telah gagal melegitimasi pendudukannya atas Palestina selama 75 tahun, dan entitas pendudukan itu tidak memiliki batas wilayah yang sah.
Berbicara dalam acara Al-Quds Platform, Sheikh Qassem menyatakan bahwa “Operasi Badai Al-Aqsa” telah membalikkan formula konflik dan sejak 7 Oktober, perjuangan Palestina semakin bersinar di seluruh dunia.
“Banjir Al-Aqsa membuktikan bahwa entitas Zionis sedang mengalami krisis eksistensi,” ujar Sheikh Qassem.
“Seluruh penghormatan bagi rakyat Palestina yang heroik, yang telah berkorban begitu banyak untuk tetap bertahan di tanah mereka. Salam kepada faksi perlawanan serta rakyat Gaza, Tepi Barat, Al-Quds, dan wilayah Palestina 1948.”
Sheikh Qassem menekankan bahwa meskipun lebih dari 50.000 orang telah gugur sebagai syuhada, kelaparan, genosida, dan penindasan terus terjadi, rakyat Palestina tetap teguh, percaya pada kemenangan dan pertolongan dari Tuhan.
Sheikh Qassem juga menyatakan bahwa rakyat Palestina telah mengorbankan para pemimpin mereka sebagai syuhada demi pembebasan Al-Quds. Beliau menegaskan bahwa Hezbollah berdiri bersama rakyat Palestina dengan slogan “Kami Berpegang Teguh pada Janji, Wahai Al-Quds”.
Sheikh Qassem menekankan bahwa tujuan utama musuh adalah menghapus perjuangan Palestina, mengusir rakyat Gaza dan Tepi Barat, menduduki wilayah di Lebanon, Suriah, Mesir, dan Yordania, serta memaksakan kehendaknya atas Timur Tengah. Namun, Sheikh Qassem menegaskan bahwa pengorbanan besar akan menggagalkan skema AS-Zionis Israel untuk menghapus perjuangan Palestina dan memecah-belah kawasan agar dapat menguasainya secara penuh.
“Kami yakin akan kemenangan Ilahi bagi perjuangan besar ini, perjuangan Palestina.”
Dukungan Iran dan Poros Perlawanan
Sheikh Qassem melanjutkan:
“Tuhan yang Maha Suci telah memuliakan kita dengan Imam Khomeini (semoga Allah mensucikan jiwanya), yang menyerukan persatuan untuk perjuangan ini dan untuk Hari Al-Quds, serta dengan Imam Khamenei (semoga bayangannya tetap panjang), yang mendukung Poros Perlawanan dalam menghadapi musuh.”
Beliau juga menyebut bahwa Poros Perlawanan berutang budi kepada pemimpin para syuhada Poros Perlawanan, Hajj Qassem Soleimani.
“Kami merindukannya, seperti halnya kami merindukan Presiden Syahid Sayyid Ibrahim Raisi, yang berkomitmen mendukung Palestina.”
“Poros Perlawanan berterima kasih kepada Iran yang Islami.”
Sheikh Qassem menegaskan bahwa Hezbollah telah mendukung Gaza dalam pertempuran perlawanan, termasuk dalam “Battle of Mighty Warriors”.
“Pengorbanan terbesar kami adalah kesyahidan Yang Mulia Sayyed Hasan Nasrallah, Sayyid Hashem Safieddin, dan seluruh syuhada di Lebanon.”
Hezbollah Tidak Akan Menerima Pendudukan Zionis Israel atau Meninggalkan Para Tawanan
Sheikh Qassem menegaskan bahwa Zionis Israel gagal mencapai tujuannya di Lebanon, sementara perlawanan tetap kuat, bekerja dengan bijaksana sesuai dengan kebutuhan konfrontasi.
“Negara Lebanon harus menjalankan tugasnya dan menekan pihak-pihak yang menjadi sponsor perjanjian ini. Kami tidak akan menerima kelanjutan pendudukan, dan kami tidak akan meninggalkan para tawanan.”
Sayyid Houthi: Kami Akan Terus Mendukung Gaza Meskipun Ada Agresi AS
Pemimpin Gerakan Ansarullah Yaman, Sayyed Abdul Malik Badreddine Al-Houthi, menyampaikan salam kepada rakyat Palestina yang mempertahankan Masjid Al-Aqsa serta perlawanan di Gaza dan Tepi Barat.
Sayyed Houthi memberikan penghormatan kepada Syahid Sekretaris Jenderal Hezbollah Sayyed Hasan Nasrallah, Pemimpin Hamas Ismail Haniyyeh, dan Presiden Iran Sayyed Ebrahim Raisi, serta semua syuhada yang berjuang untuk Al-Quds.
Menurutnya, agresi Israel yang didukung AS bertujuan menghapus perjuangan Palestina melalui genosida, kelaparan, dan kehancuran. Ia mendesak negara-negara Arab untuk menghadang skema Zionis dan mencegah pengusiran rakyat Palestina.
Sayyed Houthi memperingatkan bahwa jika rencana anti-Palestina ini berhasil, maka Zionis akan meluaskan ambisinya ke negara-negara sekitarnya.
Beliau menyerukan persatuan umat Islam dalam menghadapi ancaman ini, dan menegaskan bahwa Yaman akan terus mendukung rakyat Palestina melawan kejahatan AS-Zionis Israel.
Komandan Pasukan Quds: Iran Akan Terus Berdiri Bersama Palestina Melalui Operasi Militer
Komandan Pasukan Quds dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Jenderal Ismail Qaani, menyatakan bahwa Iran tetap berkomitmen mendukung perjuangan Palestina, baik melalui bantuan langsung kepada faksi perlawanan maupun operasi militer seperti "The True Promise" (Janji Sejati).
Qaani memuji "Operasi Banjir Al-Aqsa" pada tahun 2023 oleh Hamas, menyebutnya sebagai "kombinasi antara perlawanan di medan perang dan perlawanan rakyat".
Pemimpin Hamas: Badai Al-Aqsa adalah Titik Balik
Kepala Biro Politik Hamas, Khalil Al-Hayya, menyatakan bahwa fase saat ini tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Palestina.
Menurutnya, "Operasi Banjir Al-Aqsa" telah secara permanen mengubah dinamika perjuangan Palestina dan menunjukkan kemampuan perlawanan untuk mengambil inisiatif serta meluncurkan serangan.
Ia menekankan bahwa meskipun menghadapi pembantaian, terorisme, dan kehancuran yang didukung AS selama berbulan-bulan, pendudukan Israel tetap gagal mematahkan semangat rakyat Palestina.
“Pembebasan Al-Quds bukan sekadar tujuan politik, tetapi kepastian sejarah dan agama, apa pun rintangan yang menghadang.”
Nakhaleh: Al-Quds Adalah Faktor Pemersatu Umat Muslim
Sekretaris Jenderal Jihad Islam Palestina, Ziad Nakhaleh, menegaskan bahwa rakyat Palestina tetap kuat menghadapi konspirasi global dan bahwa Al-Quds selalu menjadi senjata terbesar.
Mezher: Orang yang Berjuang demi Martabat Tidak Bisa Dikalahkan
Wakil Ketua Popular Front for the Liberation of Palestine, Jamil Mezher, menegaskan bahwa hak tidak diberikan, tetapi direbut dengan kekuatan.
"Perlawanan akan terus berlanjut hingga pembebasan Al-Quds dan Palestina."[IT/r]