Sheikh Qassem: Kami Akan Melawan Siapapun yang Ingin Melucuti Senjata Hizbullah

Dalam pidatonya melalui TV Al-Manar yang ditujukan untuk membahas strategi pertahanan dan perkembangan terkini, Sheikh Qassem menegaskan bahwa Hizbullah percaya pada Perlawanan dari perspektif agama dan nasional untuk membebaskan wilayah yang diduduki.
 
Sheikh Qassem menekankan bahwa Zionis ‘Israel’ adalah entitas ekspansionis yang tidak terbatas pada pendudukan Palestina, seraya menambahkan bahwa ambisi Zionis Israel termasuk menguasai seluruh Lebanon.
 
Perlawanan di Lebanon menghasilkan pencapaian besar dan signifikan dalam menghadapi pendudukan Zionis Israel yang tidak akan berakhir tanpa adanya perlawanan, menurut Sekretaris Jenderal Hizbullah.
 
Sheikh Qassem menekankan bahwa, selama perang baru-baru ini, para pejuang Perlawanan secara legendaris berhasil mencegah pasukan pendudukan Zionis Israel, yang didukung oleh AS dan dukungan internasional, untuk maju ke Sungai Litani meskipun pengorbanannya sangat besar.
 
Menurut Sheikh Qassem, hasil perang tidak dapat diukur dari jumlah bangunan yang hancur, tetapi dari tujuan musuh yang digagalkan oleh para pejuang perlawanan.
 
Entitas Zionis ingin Hizbullah melucuti senjatanya karena berencana untuk menguasai seluruh Lebanon untuk membangun pemukiman baru dan menaturalisasi warga Palestina yang terusir, kata Sheikh Qassem.
 
Zionis ‘Israel’ ingin Lebanon menjadi lemah agar dapat menjalankan rencananya, kata pemimpinnya.
 
Sheikh Qassem mengindikasikan bahwa Hizbullah memberikan peluang diplomatik yang tidak terbuka, seraya mencatat bahwa Zionis Israel telah melanggar gencatan senjata sebanyak 2.700 kali, termasuk serangan udara, pembunuhan, dll.
 
Mereka yang menganggap Hizbullah lemah adalah orang yang berkhayal, kata Sheikh Qassem, seraya menambahkan bahwa Perlawanan tidak takut pada apa pun karena mereka bersandar kepada Tuhan dan orang-orang yang paling terhormat.
 
Hizbullah memiliki banyak pilihan yang akan digunakan pada waktu yang tepat untuk menghadapi pelanggaran Zionis Israel, yang didukung oleh Amerika Serikat dan tidak akan berlangsung lama, tegas Sheikh Qassem.[IT/r]