0
Friday 25 April 2025 - 03:07
AS dan Gejolak Palestina:

Lebih dari 100 Rabi dan Penyanyi di Wilayah Chicago Mengecam Trump atas Tindakan Kerasnya terhadap Protes Pro-Palestina di Kampus

Story Code : 1204663
Students at New York University (NYU) continue their demonstration on campus in solidarity with the students at Columbia University and to oppose Israel’s attacks on Gaza, in New York, United States
Students at New York University (NYU) continue their demonstration on campus in solidarity with the students at Columbia University and to oppose Israel’s attacks on Gaza, in New York, United States
Para penanda tangan, dari seluruh wilayah Chicago, secara terbuka menyatakan ketidaksetujuan mereka yang kuat terhadap langkah terbaru pemerintahan Trump untuk memangkas dana dan melakukan penangkapan di kampus-kampus AS, Middle East Monitor melaporkan pada hari Rabu (23/4), mengutip media Zionis Israel.

Tindakan hukuman, yang diterapkan sejak awal Maret, dirancang untuk mengekang unjuk rasa oleh para mahasiswa di seluruh AS yang diadakan untuk menentang perang genosida Israel di Jalur Gaza yang terkepung dan sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina yang menderita di wilayah yang dilanda perang tersebut sejak Oktober 2023.

Dalam surat terbuka yang diterbitkan sebagai iklan satu halaman penuh di Chicago Tribune pada hari Selasa (22/4), para rabi dan penyanyi mengecam Gedung Putih karena mengeksploitasi kekhawatiran tentang antisemitisme untuk membenarkan serangan yang lebih luas terhadap kebebasan sipil, termasuk deportasi massal dan erosi hak-hak sipil.

Para penanda tangan, yang mewakili berbagai denominasi Yahudi, menekankan bahwa tindakan tersebut tidak melindungi komunitas Yahudi tetapi justru membahayakannya dengan menggunakan ketakutan mereka sebagai alat politik.

“Banyak dari tindakan ini telah disajikan sebagai pembelaan terhadap komunitas Yahudi. Namun sebenarnya, ketakutan Yahudi digunakan sebagai kedok untuk agenda anti-demokrasi berupa deportasi massal, pencabutan hak-hak sipil, dan serangan terhadap pendidikan tinggi,” bunyi surat tersebut.

Surat terbuka itu muncul di tengah tindakan keras nasional terhadap kampus-kampus universitas, dengan lembaga-lembaga seperti Universitas Northwestern mengalami pembekuan dana dan banyak mahasiswa pengunjuk rasa yang menghadapi penahanan.

"Sebagai pemimpin Yahudi, kami menolak eksploitasi ketakutan dan pengalaman kami terhadap antisemitisme untuk membenarkan pembubaran lembaga-lembaga tersebut. Tindakan-tindakan seperti itu tidak melindungi komunitas kami — mereka memanfaatkan kami, dan mereka menempatkan kami dalam bahaya," tegas para penanda tangan.

Situasi meningkat ketika pemerintahan Trump membekukan dana federal sebesar $2,2 miliar untuk Universitas Harvard, menuntut perubahan kebijakan yang signifikan sebagai tanggapan atas apa yang disebutnya sebagai antisemitisme. Namun, Harvard menolak untuk mematuhi dan telah memulai tindakan hukum yang menantang keputusan pemerintah federal.

Perbedaan pendapat yang berkembang di antara para pemimpin Yahudi ini menyoroti perpecahan yang signifikan dalam komunitas tersebut mengenai pendekatan pemerintahan terhadap kebebasan sipil.[IT/r]
Comment