Pelapor Khusus PBB Menyerukan Penghentian Penjualan Senjata ke Rezim Israel

Zionis Israel dan negara-negara yang memasok senjata kepadanya "harus dihentikan," cuit Francesca Albanese pada hari Minggu (27/4).
 
Pelapor khusus untuk wilayah Palestina yang diduduki itu menyerukan diakhirinya transfer senjata dan amunisi buatan Barat yang terus berlanjut kepada pasukan Zionis Israel.
 
Tapi serius, berapa banyak anak-anak, bersama dengan orang tua dan kakek-nenek mereka, yang harus kita saksikan kelaparan, dibakar hidup-hidup, atau dikumpulkan dalam kantong plastik setelah bom buatan Barat menghancurkan mereka?
 
Zionis Israel harus dihentikan, dan begitu pula negara-negara yang memasok senjata kepadanya.
— Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB oPt (@FranceskAlbs) 27 April 2025
 
“Serius, berapa banyak anak-anak, bersama orang tua dan kakek-nenek mereka, yang harus kita saksikan kelaparan, dibakar hidup-hidup, atau dikumpulkan dalam kantong plastik setelah bom buatan Barat menghancurkan mereka?” katanya dalam unggahan media sosial.
 
Beberapa negara Barat terus memasok senjata mematikan ke rezim Zionis Israel meskipun ada banyak korban manusia yang disebabkan oleh perang di wilayah Palestina.
 
Amerika Serikat adalah sekutu terdekat rezim Zionis Israel dan pemasok utama senjata dan amunisi.
 
Washington telah menyediakan sebagian besar persenjataan yang digunakan oleh Israel, termasuk bom penghancur bunker seberat 2.000 pon.
 
“Zionis Israel harus dihentikan, dan begitu pula negara-negara yang memasok senjata kepadanya,” tulis Albanese.
 
Sejak rezim Zionis Israel melancarkan perang genosida di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, lebih dari 52.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas.
 
Perang tanpa ampun yang dilakukan rezim Tel Aviv terus berlanjut meskipun ada seruan dari Dewan Keamanan PBB untuk segera melakukan gencatan senjata dan arahan dari Mahkamah Internasional yang mendesak tindakan untuk mencegah genosida dan meringankan situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza.[IT/r]