Laporan: AS Ambil Alih Pembicaraan Iran, Yaman, Gaza, Singkirkan 'Israel'
Story Code : 1208451
President Donald Trump in the Roosevelt Room of the White House in Washington
Mengutip seorang pejabat AS, Channel 13 melaporkan bahwa setelah pembebasan Alexander, negosiasi langsung diperkirakan akan segera dimulai untuk mencapai kesepakatan komprehensif. Nasib tawanan lain yang ditahan di Gaza kini dilaporkan berada di tangan Presiden AS Donald Trump, sementara Hamas dan Zionis "Israel" menunggu langkah Washington selanjutnya.
Media Zionis Israel juga melaporkan bahwa AS secara aktif bekerja untuk memulihkan jenazah empat warga Amerika yang diyakini tewas selama perang.
Keluarga Para Tawanan Mendesak Trump
Sementara itu, keluarga para tawanan menerbitkan iklan berbahasa Inggris di New York Post menjelang kunjungan Trump ke Timur Tengah, mendesaknya untuk memastikan pembebasan 59 individu yang ditahan oleh perlawanan Palestina di Gaza.
"Presiden Trump, kami mengharapkan Anda sukses dalam perjalanan bersejarah ke Timur Tengah," demikian isi iklan tersebut. "Visi Anda untuk perdamaian di kawasan bergantung pada pembebasan semua 59 sandera yang ditahan oleh Hamas. Kepulangan mereka akan membawa harapan untuk realitas baru. Kami tahu bahwa membawa mereka pulang adalah misi pribadi bagi Anda. Harapan kami bersama Anda."
Netanyahu Klaim Pembebasan Edan Alexander Berkat 'Tekanan Militer'
Pembebasan yang diantisipasi dari seorang tawanan berkewarganegaraan ganda AS-Zionis Israel oleh Hamas tidak akan mengarah pada gencatan senjata di Jalur Gaza atau pembebasan tahanan Palestina, tegas Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu pada hari Senin (12/5).
Negosiasi untuk kesepakatan yang lebih luas guna mengamankan pembebasan semua tawanan Zionis Israel di Gaza akan tetap berlanjut, ujar Netanyahu, namun akan dilakukan “di bawah tembakan, selama persiapan untuk intensifikasi pertempuran,” menurut pernyataan dari kantornya.
Hamas mengumumkan pada hari Minggu bahwa mereka akan membebaskan Edan Alexander, seorang tentara Israel-Amerika berusia 21 tahun yang ditahan di Gaza, dan mengonfirmasi adanya pembicaraan langsung dengan Amerika Serikat menuju kemungkinan gencatan senjata di wilayah Palestina yang dilanda perang tersebut.
Juru bicara Brigade Al-Qassam dari Hamas, Abu Obeida, mengonfirmasi bahwa kelompoknya memutuskan untuk membebaskan tentara tersebut pada hari Senin (12/5), tanpa memberikan rincian lebih lanjut mengenai proses tersebut.
Zionis ‘Israel’ Bertentangan dengan Keinginan AS
Ambiguitas ini membuat Tel Aviv cemas, yang secara tegas menolak kesepakatan apa pun yang memungkinkan Tehran untuk memperkaya uranium, dalam bentuk apa pun. Menteri Urusan Strategis Zionis Israel Ron Dermer menyampaikan kekhawatiran ini secara langsung kepada utusan Timur Tengah Trump, Steve Witkoff, dalam pertemuan di Gedung Putih, menurut laporan tersebut.
Bagi Trump, keputusan Netanyahu untuk melancarkan kembali serangan militer di Gaza merupakan penyimpangan dari visinya untuk transisi pascaperang yang stabil. Ia melihat serangan tersebut sebagai langkah yang kontraproduktif dan percaya hal itu bisa menyulitkan upaya untuk menerapkan rencana politik dan ekonomi yang lebih luas untuk membangun kembali wilayah tersebut.
Menurut dua sumber yang dekat dengan pemikiran Trump, presiden menggambarkan serangan baru tersebut sebagai “usaha yang sia-sia” yang merusak momentum menuju rekonstruksi dan de-eskalasi.
Sementara itu, menurut NBC, AS diduga mendesak baik Zionis "Israel" maupun Hamas untuk menyetujui gencatan senjata, dan upaya ini merupakan bagian dari keterlibatan diplomatik yang sedang berlangsung antara Dermer dan Witkoff di Washington.[IT/r]