Pemimpin Ansarullah: Iran Telah Memenuhi Kewajiban Islamnya dalam Mendukung Palestina
Story Code : 1209059
Leader of Yemen’s Ansarullah resistance movement Abdul-Malik al-Houthi delivers a televised speech in the Yemeni capital, Sana’a
“Iran menjalankan pendekatan Islam yang patut dipuji dengan mendukung perjuangan Palestina dan para pejuang perlawanan. Inilah yang harus dilakukan oleh setiap negara Muslim,” ujar Abdul-Malik al-Houthi saat menyampaikan pidato yang disiarkan televisi dari ibu kota Yaman, Sana’a, pada hari Kamis (15/5).
“Posisi Iran adalah posisi Islam yang terpuji yang bertujuan mendukung perjuangan Palestina. Republik Islam telah membuktikan dan memenuhi kewajiban Islamnya dengan membantu Palestina,” kata Houthi.
Pemimpin Ansarullah juga menyindir negara-negara Arab karena kegagalannya mengambil posisi konkret terkait isu Palestina, mengatakan bahwa taktik resmi mereka tidak cukup untuk menciptakan jalur yang nyata dan jelas untuk benar-benar mendukung perjuangan suci tersebut.
Ia menyebutkan bahwa kurangnya persatuan Arab telah merugikan isu Palestina di tingkat internasional, di mana rezim Arab hanya menyarankan doktrin menyerah dan mengalah yang memalukan.
Houthi menegaskan perlunya tinjauan menyeluruh terhadap kebijakan dan posisi dunia Muslim dalam menghadapi agresi Zionis dan mendukung bangsa Palestina.
“Ini sementara pejuang Hezbollah, melalui perjuangan, kesabaran, dan pengorbanan mereka, mampu mengusir pasukan musuh Israel dari Lebanon selatan dan memberikan kekalahan besar kepada mereka,” ungkap Houthi.
Houthi kemudian menyinggung Nakba, atau Bencana, yang merujuk pada pembersihan etnis di Palestina tahun 1948.
“Salah satu pelajaran penting dari Nakba 1948 adalah fakta bahwa karakter agresif dan kriminal dari entitas Zionis tidak berubah selama 77 tahun terakhir. Sepanjang tahun-tahun tersebut, kebijakan global, terutama dari Barat, tidak berubah dalam hal dukungan penuh terhadap rezim Zionis,” ujarnya.
Houthi menambahkan bahwa negara-negara Barat, dengan mendukung rezim Zionis, telah membuktikan kebohongan slogan mereka tentang hak asasi manusia, yang selalu mereka gunakan untuk menipu rakyat.
Pemimpin Ansarullah juga mengacu pada kejahatan tanpa henti yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel di Jalur Gaza, mengatakan, “Rezim Zionis telah secara total menghancurkan beberapa keluarga di wilayah tersebut minggu ini.”
Houthi menyatakan bahwa musuh Israel yang kejam dan kriminal bergantung pada dukungan yang mereka terima dari Amerika Serikat dan sekutu Baratnya, menegaskan bahwa lebih dari 1.200 orang telah terbunuh dan terluka dalam serangan Israel di seluruh Jalur Gaza minggu ini, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.
“Genosida di Gaza berlangsung di tengah dunia Muslim dan di depan mata semua orang. Jumlah syuhada di Jalur Gaza telah melampaui angka 1.800, dengan lebih dari 7.700 lainnya terluka sejak dimulainya kembali agresi brutal Israel [pada 18 Maret],” ujar pemimpin Ansarullah.
Ia menyatakan bahwa rezim Tel Aviv yang menduduki terus bersikeras melakukan pembunuhan dan penculikan di Tepi Barat. Perilaku seperti ini, katanya, menunjukkan niat entitas tersebut untuk menguasai seluruh wilayah yang diduduki secara total.
“Memang menyedihkan bahwa Otoritas Palestina terus menindas rakyat Palestina dan berkolusi dengan musuh Zionis. Kelemahan kekuatan politik di kalangan tentara Arab untuk berperang adalah alasan utama di balik agresi tak henti-hentinya dari Zionis terhadap kawasan ini,” kata Houthi.
Kepala Ansarullah akhirnya menyinggung tentang berakhirnya permusuhan antara Yaman dan AS, menegaskan bahwa “Sanaa tidak akan bernegosiasi dalam keadaan hina, dan tidak akan tunduk kepada AS.”
“Kalau mereka (Amerika) tidak menerima negosiasi dengan kami, itu tidak banyak berarti bagi kami. Kami berkomitmen pada negosiasi dan perdamaian, tetapi bukan dengan mengorbankan total ketaatan,” tuturnya.[IT/r]