0
Friday 16 May 2025 - 17:01
Suriah - Zionis Israel:

Pejabat Israel dan Suriah Bertemu Diam-diam di Baku

Story Code : 1209133
Ahmad al-Sharaa, Syria
Ahmad al-Sharaa, Syria's interim president
Pejabat militer dan keamanan senior Zionis Israel mengadakan pertemuan rahasia dengan perwakilan tertinggi pemerintahan sementara Suriah di Baku, ibu kota Azerbaijan, sebagaimana diungkapkan oleh surat kabar Israel Yedioth Ahronoth pada hari Kamis (15/5).

Menurut laporan tersebut, Kepala Direktorat Operasi Pasukan Pendudukan Zionis Israel, Mayor Jenderal Oded Basiuk, bersama pejabat dari Dewan Keamanan Nasional Zionis Israel, turut serta dalam pertemuan tersebut sebagai bagian dari diskusi regional yang lebih luas yang melibatkan Turki tentang situasi yang berkembang di Suriah.

Koran tersebut menggambarkan pembicaraan ini sebagai bagian dari pergeseran yang mencolok dalam nada dan kebijakan resmi Zionis Israel terhadap pemerintahan transisi Suriah dan presiden sementara, Ahmad al-Sharaa. Pergeseran ini dikatakan menjadi lebih jelas setelah al-Sharaa berjabatan tangan dengan Presiden AS Donald Trump dalam sebuah pertemuan puncak di Arab Saudi baru-baru ini.

Zionis 'Israel' Serang Suriah, Klaim Melindungi Minoritas
Sebelumnya, pendudukan Zionis Israel memperlakukan pemerintahan baru Suriah dengan curiga, bahkan menuduh al-Sharaa melakukan kejahatan terhadap komunitas Alawi dan Druze, serta melancarkan serangan di dekat istana presiden di Damaskus. Namun, dengan upaya AS yang kini sedang berlangsung untuk menghapus sanksi terhadap Suriah, pejabat Israel mulai melihat perubahan situasi ini dengan optimisme hati-hati.

Menurut Yedioth Ahronoth, pendudukan Zionis Israel melihat kemungkinan normalisasi posisi internasional Suriah sebagai peluang untuk menjauhkan Damaskus dari Poros Perlawanan dan berpotensi memasukkan Suriah ke dalam kesepakatan normalisasi di masa depan. Koran tersebut juga menyoroti kepentingan utama rezim di Suriah, termasuk perlindungan komunitas Druze dan demiliterisasi wilayah di selatan Damaskus.

Sementara itu, di Turki, Menteri Luar Negeri Suriah, Asaad al-Shibani, menyatakan terima kasih kepada Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan dan utusan AS Marco Rubio setelah apa yang disebutnya sebagai pertemuan trilateral yang "bermanfaat dan konstruktif."

Suriah Mencari Hubungan Lebih Baik dengan AS
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di X, al-Shibani mengumumkan pembentukan kerangka strategis untuk meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat, menekankan bahwa langkah tersebut melayani kepentingan rakyat Suriah dan memperkuat posisi negara di kawasan maupun secara internasional.

“Orang Suriah menantikan masa depan yang cerah,” kata al-Shibani. “Kami bekerja penuh tenaga untuk membuka peluang baru bagi keamanan, stabilitas, dan kemakmuran.”

Perkembangan ini menandai kemungkinan perubahan besar dalam kalkulasi diplomatik terkait Suriah, karena berbagai aktor, termasuk pendudukan Zionis Israel, Turki, dan AS, mengoreksi posisi mereka menanggapi perubahan aliansi regional dan kepemimpinan politik di Damaskus.

Pengumuman AS Membuat Zionis 'Israel' Khawatir
Presiden Suriah sementara yang baru baru saja melakukan kunjungan ke Paris bulan ini untuk berbicara dengan Presiden Macron, yang menyatakan bahwa sanksi Uni Eropa terhadap Suriah bisa secara bertahap dilonggarkan, asalkan Damaskus menunjukkan komitmen untuk melaksanakan reformasi hukum dan demokratis.

Sementara negara lain seperti Inggris sudah mulai melonggarkan sanksi dan AS juga mengizinkan sekutu, termasuk Arab Saudi dan Qatar, memberikan bantuan kepada Suriah dalam beberapa bulan terakhir, penghapusan sanksi AS secara total masih dianggap belum terduga, karena para pendukung tetap menegaskan bahwa tekanan ini diperlukan untuk menjamin reformasi dan kerja sama yang tulus dari al-Sharaa dengan Washington.

Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu mungkin khawatir akan memburuknya hubungan dengan Trump, terutama karena para pemimpin Arab juga akan memanfaatkan perpecahan ini dan mendesak Trump untuk mengakhiri perang di Gaza, menurut laporan The Times hari Rabu (14/5).

Zionis 'Israel' Ingin Demiliterisasi
The Times menyoroti bahwa Zionis "Israel" telah berupaya menjaga agar al-Sharaa tetap terisolasi dan melancarkan serangan udara terhadap Suriah di tengah penindasan terhadap komunitas Druze di Suriah, serta mendirikan “zona keamanan” di sepanjang perbatasan setelah jatuhnya Bashar al-Assad. Selain itu, Zionis "Israel" mendesak demiliterisasi wilayah selatan Suriah sampai ke Damaskus.

Sebaliknya, mereka menyaksikan Trump berjabat tangan dengan al-Sharaa pada hari Rabu, setelah pengumuman tak terduga dari Trump bahwa ia akan memulai negosiasi dengan Iran dan menghentikan kampanye udara AS terhadap Ansar Allah di Yaman, keputusan yang membuat Zionis "Israel" benar-benar terkejut.

Dukungan Trump akan mengurangi tekanan terhadap al-Sharaa, terutama karena para pendukungnya khawatir sanksi yang telah melumpuhkan ekonomi dan memperburuk kondisi hidup bisa memicu ketidakstabilan baru dan memperdalam perpecahan di negara tersebut.[IT/r]
Comment