0
Saturday 17 May 2025 - 14:28
Yaman vs AS, Inggris & Zionis Israel:

Media Israel: Yaman Mungkin Menekan 'Israel' Menuju Gencatan Senjata di Gaza

Story Code : 1209304
An Israeli tank moves in a staging area in southern occupied Palestine near Gaza
An Israeli tank moves in a staging area in southern occupied Palestine near Gaza
Saluran Channel 12 Zionis Israel telah mengonfirmasi bahwa Yaman mungkin tengah memberikan tekanan kepada Zionis "Israel" agar mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza dan mengamankan pembebasan para tawanan Zionis Israel. Perkembangan ini terjadi di tengah dukungan teguh Sana’a terhadap Gaza dan penerapan blokade terhadap pendudukan.
 
Saluran tersebut mendesak pemerintah pendudukan Israel untuk menghentikan kampanye militer di Gaza, memperingatkan bahwa negara itu sedang “membayar harga yang sangat mahal.” Mereka juga menyerukan pembentukan komisi penyelidikan resmi untuk membantu “mencegah peristiwa seperti 7 Oktober terjadi lagi.”
 
Terkait upaya Yaman untuk menerapkan zona larangan terbang di atas "Israel", Channel 12 menyebutkan, “Satu rudal Yaman per minggu sudah cukup untuk melihat apa yang terjadi dengan Bandara Ben Gurion.”
 
Laporan itu mencatat bahwa Air India kembali menunda penerbangan langsung ke "Israel", dan layanan tidak diperkirakan akan kembali hingga setidaknya 19 Juni.
 
Saluran tersebut menyebut Yaman sebagai tantangan yang unik dan tangguh, menggambarkan situasi sebagai “rumit” dan menambahkan bahwa Yaman “tidak bisa dikalahkan” karena memiliki ratusan rudal balistik.
 
Amerika Serikat yang Perkasa pun Tak Dapat Mengalahkan Yaman
Dalam sebuah wawancara dengan Channel 12, jurnalis Yedioth Ahronoth Ronen Bergman mengkritik baik Amerika Serikat maupun "Israel" atas kegagalannya mengalahkan Yaman.
 
Meski memiliki seluruh kekuatan CENTCOM dan intelijen Israel, katanya, mereka tidak berhasil mengalahkan Yaman — “karena mereka memang tidak bisa dikalahkan. Mereka hidup dengan sederhana, tapi mampu memberikan kerusakan besar.”
 
Channel 12 menggemakan kritik Bergman tersebut, menggambarkan AS sebagai kekuatan “besar” yang tetap gagal menundukkan Yaman secara militer. Saluran ini menekankan bahwa Washington telah menggunakan kekuatan jauh lebih besar terhadap Yaman daripada yang bisa digunakan "Israel", namun tetap tidak berhasil mencapai kemenangan.
 
Disebutkan pula bahwa Presiden Donald Trump, setelah sebulan serangan udara intensif yang menelan biaya miliaran dolar, pada akhirnya terpaksa menghentikan serangan AS terhadap Yaman, dan kapal induk USS Harry Truman kini bersiap meninggalkan Timur Tengah.
 
 
Serangan Zionis Israel di Yaman Sekadar "Pertunjukan"
Kanal Kan Zionis Israel menggambarkan serangan terbaru Zionis Israel ke Yaman sebagai “semacam pertunjukan,” dengan menyatakan bahwa serangan tersebut tidak menggentarkan Yaman maupun berdampak pada kemampuan rudalnya, serta gagal menyelesaikan masalah yang mendasar.
 
Saluran tersebut juga mengakui bahwa serangan rudal Yaman telah merusak ekonomi Zionis Israel, sebagai konsekuensi langsung dari perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
 
Mantan Menteri Keamanan Zionis Israel Avigdor Lieberman turut melontarkan kritik, menyatakan: “Orang-orang Amerika mencapai kesepakatan dengan Yaman dan meninggalkan kita.” Dalam wawancara dengan Channel 12, ia mencatat bahwa “orang-orang Yaman menyerang Zionis Israel selama kunjungan Presiden Donald Trump ke kawasan.”
 
Berkomentar tentang kelanjutan perang, Lieberman menyebutnya sebagai “perang demi keselamatan Netanyahu,” dan berargumen bahwa tujuan utamanya hanyalah mempertahankan koalisi pemerintahan saat ini.
 
Gelombang kritik dari media Zionis Israel ini muncul setelah serangan udara Zionis Israel pada hari sebelumnya terhadap Pelabuhan al-Salif dan Pelabuhan al-Hodeidah di Provinsi al-Hodeidah, di sepanjang pesisir Laut Merah.
 
Meski terjadi serangan tersebut, otoritas di Sana’a kembali menegaskan komitmennya untuk mendukung Gaza. Dua fasilitas maritim strategis itu diserang secara bersamaan, menandai eskalasi besar oleh pendudukan Zionis Israel. Sementara itu, seorang pejabat militer AS mengatakan kepada Al Mayadeen bahwa pasukan Amerika tidak ikut serta dalam serangan Israel ke Yaman.[IT/r]
 
 
Comment