0
Monday 19 May 2025 - 03:04
Eropa dan Gejolak Palestina:

The Intercept: Eurovision Membungkam Sorakan ‘Free Palestine’

Story Code : 1209612
Pro-Palestine demonstrators protest against the participation of Israeli contestant Eden Golan ahead of the final of the Eurovision Song Contest in Malmö, Sweden
Pro-Palestine demonstrators protest against the participation of Israeli contestant Eden Golan ahead of the final of the Eurovision Song Contest in Malmö, Sweden
Analisis mendalam yang dilakukan oleh The Intercept mengonfirmasi bahwa sorakan “boo” dan teriakan “Free Palestine” dibungkam dari siaran langsung Eurovision selama penampilan penyanyi Zionis Israel Eden Golan pada 9 Mei 2024. Meskipun Persatuan Penyiaran Eropa (EBU) berulang kali membantah, bukti menunjukkan bahwa reaksi penonton yang penting sengaja dihapus dari versi yang disiarkan ke seluruh dunia.
 
Selama penampilan semifinal Golan—yang berlangsung di tengah kritik global atas genosida yang dilakukan Zionis “Israel” di Gaza—banyak penonton di arena bersorak mencemooh dan meneriakkan protes. Namun, pemirsa siaran resmi Eurovision hanya mendengar tepuk tangan dan sorakan.
Eden Golan, kontestan Zionis Israel, dicemooh selama penampilannya di Eurovision.
— Sprinter Observer (@SprinterObserve) 9 Mei 2024
 
Analisis The Intercept terhadap saluran audio penonton yang diisolasi mengungkapkan bahwa “sorakan boo terdengar di saluran penonton,” sementara dalam siaran stereo, “tidak terdengar suara penonton sama sekali.” Pada satu momen, seorang penonton terdengar jelas berteriak “Free Palestine!”, tetapi frasa tersebut tidak terdengar dalam versi siaran televisi.
 
EBU mengklaim bahwa tidak ada sensor suara yang dilakukan. “Seperti dalam semua produksi TV besar dengan penonton, SVT menyesuaikan level suara untuk pemirsa TV,” kata pernyataan tersebut, sambil menambahkan, “SVT tidak menyensor suara dari penonton di arena.” Namun demikian, The Intercept menemukan bahwa meskipun tepuk tangan dan sorakan tetap terdengar, suara cemoohan dan teriakan protes secara sistematis dihapus, memunculkan pertanyaan baru tentang penyensoran di Eurovision.
 
Kontroversi Zionis Israel di Eurovision dan Reaksi Publik
Eden Golan kemudian mengakui suasana tidak nyaman selama penampilannya. Saat diperlihatkan rekaman latihan yang memperdengarkan cemoohan keras, ia berkomentar, “Itu terjadi di setiap penampilan. Ada hari-hari yang lebih ekstrem.” Ia menambahkan, “Saya ingat tidak bisa mendengar suara saya sendiri, hanya mendengar cemoohan dan teriakan.”
 
Lagu aslinya yang berjudul October Rain—yang ditafsirkan sebagai referensi terhadap operasi 7 Oktober—diubah dan dinamai ulang menjadi Hurricane demi mematuhi aturan netralitas Eurovision. Namun, seruan untuk melarang Zionis “Israel” tetap berpartisipasi dalam kompetisi tetap bergema. Lebih dari 56.000 orang menandatangani petisi untuk mengecualikannya, sementara 72 mantan kontestan Eurovision dan lebih dari 1.000 seniman Swedia menyerukan boikot.
 
EBU tetap menggambarkan Eurovision sebagai “ajang musik non-politik,” dengan Direktur Jenderal Noel Curran menyatakan, “Ini bukan kompetisi antar-pemerintah.” Tetapi para kritikus menyoroti standar ganda Eurovision. Pada 2022, Rusia dilarang karena operasi militernya di Ukraina. Namun pada 2024, meskipun ada kemarahan global atas serangan “Israel” di Gaza, negara itu tetap diizinkan berpartisipasi.
 
Siaran diproduksi oleh SVT Swedia, yang mencampur audio stereo akhir yang digunakan dalam siaran satelit ke negara-negara peserta. Sementara beberapa penyiar memiliki akses ke saluran audio mentah—termasuk saluran terpisah untuk penampil, reaksi penonton, dan komentar—sebagian besar bergantung pada versi yang telah dikemas sebelumnya.
 
Teriakan ‘Free Palestine’ Dihapus dari Siaran
Kekhawatiran soal sensor berlanjut hingga kontes Eurovision 2025, di mana penyanyi Zionis Israel Yuval Raphael diperkirakan akan menghadapi lebih banyak protes. “Ia mengatakan telah berlatih dengan latar suara penonton yang mengganggu.” Meskipun laporan resmi menyebut pertunjukan berlangsung “relatif tanpa hambatan,” rekaman di media sosial kembali menunjukkan adanya cemoohan—namun tidak ada jejaknya dalam siaran resmi.
 
Temuan ini kembali menimbulkan kekhawatiran bahwa Eurovision, meski menyatakan dirinya netral, mungkin telah membentuk narasi audio untuk menekan perbedaan pendapat yang bersifat politis—khususnya di tengah kecaman internasional dan protes yang berlanjut terhadap genosida yang dilakukan Zionis Israel di Gaza.[IT/r]
 
 
Comment