'Israel' Melakukan Pembantaian di tengah Perundingan untuk Menekan Hamas
Story Code : 1209795
Hamas fighters in combat fatigues
Pejabat senior Hamas Taher el-Nounou menuduh pendudukan Zionis Israel pada hari Minggu (18/5) sengaja melakukan pembantaian selama perundingan untuk meningkatkan korban Palestina dan memberikan tekanan untuk mendapatkan pengaruh di meja perundingan.
"Dalam setiap putaran perundingan, pendudukan sengaja meningkatkan pembantaiannya untuk meningkatkan jumlah korban tewas dan memperoleh keuntungan tawar-menawar," kata el-Nounou kepada Al Mayadeen.
Dia menegaskan bahwa pihak Zioni sIsrael terus mendorong gencatan senjata sebagian dan penghentian sementara permusuhan.
El-Nounou menegaskan kembali penolakan Hamas yang sudah lama untuk membahas masalah pelucutan senjata atau pemindahan paksa pimpinannya, atau warga Palestina mana pun, dari tanah mereka.
“Kami tidak akan pernah menerima perjanjian dengan pendudukan Zionis Israel yang dibagi menjadi beberapa tahap. Satu-satunya hasil yang dapat diterima oleh Hamas adalah kesepakatan pertukaran tahanan yang komprehensif sebagai imbalan atas penghentian total perang dan penarikan pasukan pendudukan,” tegasnya.
Netanyahu, 'penjahat terbesar'
El-Nounou juga menggambarkan tindakan pendudukan Zionis Israel sejak dimulainya perang sebagai tindakan yang berpusat pada "pembunuhan profesional," seraya menambahkan, "Netanyahu akan dikenang sebagai penjahat terbesar dalam sejarah manusia."
Ia menegaskan kembali bahwa Hamas siap untuk kesepakatan pertukaran tahanan skala penuh yang melibatkan semua tawanan Israel yang ditahan di Gaza, sebagai imbalan atas gencatan senjata penuh. Namun, ia memperingatkan bahwa pendudukan terus bermanuver dalam perundingan dengan menuntut pengembalian semua tawanan tanpa berkomitmen untuk menghentikan perang sepenuhnya.
El-Nounou menambahkan bahwa Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu menghalangi perundingan karena "kelangsungan hidup politiknya bergantung pada kelanjutan perang."
“Jika Amerika benar-benar menginginkan kemajuan, mereka memiliki alat untuk menekan pendudukan,” el-Nounou menyimpulkan. "Hanya rakyat Palestina yang memiliki hak untuk memutuskan siapa yang memerintah Palestina."
Hamas siap untuk berdialog dengan caranya sendiri
Pejabat senior Hamas Mahmoud Mardawi menegaskan bahwa posisi gerakan tersebut dalam negosiasi tidak langsung dengan pendudukan Zionis Israel sudah jelas, menekankan kesiapannya untuk terlibat dalam dialog tanpa mengorbankan prinsip-prinsip fundamental, yang terpenting di antaranya adalah berakhirnya perang di Gaza. Dalam wawancara eksklusif dengan Al Mayadeen,
Mardawi mengonfirmasi bahwa Hamas secara aktif berpartisipasi dalam negosiasi di Doha dan berusaha mencapai kesepakatan. Namun, ia mencatat bahwa hasilnya tetap bergantung pada keseriusan pihak Israel.
Mardawi menyoroti bahwa negosiasi saat ini berlangsung tanpa prasyarat, yang telah memberikan proses momentum yang berbeda. "Pendudukan tidak dapat lagi mengklaim bahwa kesepakatan yang komprehensif tidak mungkin dicapai," katanya, sambil menunjukkan bahwa hambatan prosedural yang sebelumnya diberlakukan oleh pendudukan untuk menghalangi negosiasi telah disingkirkan.
Perlawanan mengadakan pembicaraan dengan AS Minggu lalu, seorang pejabat senior Palestina mengonfirmasi bahwa gerakan Perlawanan Hamas terlibat dalam diskusi dengan pemerintah AS mengenai potensi gencatan senjata di Jalur Gaza dan masuknya bantuan kemanusiaan ke daerah kantong yang terkepung itu.
Menurut pejabat tersebut, yang berbicara kepada Reuters, pembicaraan tersebut menandai saluran komunikasi langsung yang langka antara Hamas dan Washington, yang mencerminkan meningkatnya tekanan internasional untuk menghentikan agresi selama berbulan-bulan di Gaza dan meringankan bencana kemanusiaan yang terjadi di lapangan.
Seorang pejabat Hamas juga mengatakan kepada AFP bahwa pembicaraan langsung telah dilakukan di ibu kota Qatar, Doha, antara perwakilan kelompok Perlawanan Palestina dan pejabat Amerika.
Pejabat tersebut menyatakan bahwa "kemajuan telah dibuat menuju gencatan senjata di Gaza," sambil mencatat bahwa negosiasi sedang berlangsung. [IT/r]