Pemukim Israel Blokir Truk Bantuan ke Gaza di tengah Meningkatnya Kekhawatiran Akan Kelaparan
Story Code : 1210229
Israeli settlers gathered to block the delivery of aid to Gaza on a road leading to the Karam Abu Salem crossing
Video yang dibagikan secara daring menunjukkan para pemukim berhadapan dengan truk-truk yang berjejer di jalan, menunggu untuk menyeberangi perbatasan. Para pemukim menggambarkan pengiriman bantuan ke Gaza sebagai "ketidakadilan yang tak terbayangkan" sementara tawanan Zionis Israel masih ditahan oleh Hamas.
"Kami tidak bisa berdiam diri sementara kerusakan terhadap sandera kami terus berlanjut," kata seorang pemukim.
Yang lain menyebut pengiriman bantuan itu sebagai "bunuh diri nasional," dan berjanji untuk terus berupaya menghentikannya. "Sudah waktunya untuk mengatakan: Sampai para sandera pulang, tidak ada bantuan. Kami akan berada di sini setiap minggu, ratusan tentara cadangan, untuk secara fisik menghentikan tindakan gila ini," kata pengunjuk rasa ketiga.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka telah menerima persetujuan Israel untuk mengirim sekitar 100 truk lagi ke Gaza. Namun, meskipun Israel berjanji untuk melonggarkan blokade hampir total yang berlaku selama hampir tiga bulan, hanya lima truk yang memasuki wilayah tersebut pada hari Senin (19/5).
Pejabat PBB dan kelompok kemanusiaan mengatakan bahwa jumlah tersebut masih jauh dari cukup.
Berbicara kepada The National, harian berbahasa Inggris yang berbasis di UEA, Tamara Alrifai, direktur hubungan eksternal dan komunikasi di badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), mengungkapkan rasa frustrasinya.
“Memikirkan bahwa setelah 19 bulan konflik dan 11 minggu blokade penuh—dengan angka IPC dan gambar orang-orang kurus kering, termasuk anak-anak, terlihat jelas—kita kembali menghitung truk benar-benar mengecewakan,” katanya.
Bulan lalu, Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) memperingatkan bahwa seluruh penduduk Gaza berisiko kelaparan.
Euro-Med Human Rights melaporkan pada hari Rabu bahwa sedikitnya 26 warga Palestina — termasuk sembilan anak-anak — meninggal dalam 24 jam terakhir akibat kelaparan dan kurangnya perawatan medis di Gaza.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menghadapi tekanan internasional yang meningkat karena menggunakan kelaparan sebagai alat perang dengan membatasi akses bantuan ke daerah kantong yang terkepung tersebut, yang melanggar hukum humaniter internasional.[IT/r]