Penguatan Rupiah Dipicu Ketidakpastian Ekonomi AS, Tapi Risiko Jangka Panjang Tetap Ada
Story Code : 1210263
Penurunan peringkat utang AS oleh Moody's dari Aaa ke Aa1 memperburuk sentimen. Lembaga pemeringkat itu memproyeksikan defisit fiskal AS akan membengkak hingga 9% dari PDB pada 2035, dengan rasio utang/PDB melonjak dari 98% (2024) menjadi 134%. Survei Federal Reserve Bank of Philadelphia juga memotong proyeksi pertumbuhan ekonomi AS 2025 dari 2,4% menjadi hanya 1,4% - level terendah dalam 16 tahun di luar masa pandemi.
Meski tren penguatan rupiah berpotensi berlanjut dalam jangka pendek, Rully mengingatkan risiko fundamental: "Ekspor Indonesia berpotensi melemah dan defisit transaksi berjalan mungkin membesar pada Q2-2025." Analis menyarankan investor tetap waspada terhadap volatilitas pasar menyusul ketidakstabilan ekonomi global.