Agresi Israel yang Tak Henti-hentinya di Gaza Memasuki Hari ke-594, Puluhan Tewas dalam Serangan Udara Terbaru
Story Code : 1210417
A fire broke out in the medicine warehouse at Al-Awda Hospital in the northern Gaza Strip after it was targeted by Israeli
Tim pertahanan sipil memadamkan kebakaran yang terjadi di Menara Al-Ragheb di daerah Al-Karama, barat laut Gaza, setelah menjadi sasaran pasukan Zionis Israel. Tim harus melakukan intervensi secara manual karena jalan yang hancur menghalangi kendaraan untuk mencapai lokasi. pic.twitter.com/o4gWh2v67q
— Quds News Network (@QudsNen) 21 Mei 2025
Mengandalkan dukungan politik dan militer Amerika yang tak tergoyahkan di tengah keheningan yang memekakkan telinga dari masyarakat internasional, Israel telah melanjutkan pembomannya terhadap daerah kantong yang terkepung itu dengan keganasan baru.
Puluhan serangan udara Israel dalam 24 jam terakhir saja telah merenggut nyawa sedikitnya 42 warga Palestina, termasuk beberapa anak-anak, sementara banyak lagi yang terluka. Situasinya semakin buruk dari hari ke hari karena larangan Israel atas masuknya pasokan makanan pokok, yang berlaku sejak awal Maret, menggambarkan gambaran yang semakin suram tentang kelaparan dan kekurangan yang meluas.
Di Jalur Gaza utara, jenazah 13 martir ditarik dari puing-puing dua rumah yang dihancurkan oleh bom Israel di Jabalia al-Balad. Di sebelah selatan Khan Yunis, sebuah keluarga hampir musnah ketika serangan udara menewaskan Ashraf Ismail Khreish, putra-putranya Basil dan Ahmed, serta Sahar Muhammad Marzouq Khreish.
Di tempat lain di Khan Yunis, Tareq Muhammad Hamdan al-Bayouk menjadi korban serangan Zionis Israel lainnya. Tidak ada tempat yang aman dari serangan pendudukan, sebagaimana dibuktikan oleh dua warga sipil yang tewas di sebuah jalan di lingkungan al-Tuffah di Kota Gaza dan kematian Majed Mohammed Salman Al-Amour di kampung halamannya di Al-Fakhari.
Seorang anak berpegangan erat pada seorang dokter, menolak untuk melepaskannya. Ia dibawa bersama keluarganya ke rumah sakit setelah serangan udara pendudukan Zionis Israel menargetkan rumah keluarga Bakheet di Jalan Ahmad Yassin di Kota Gaza utara.
Dokter tersebut melanjutkan tugas medisnya sambil memegang... pic.twitter.com/RWkEgHs2nq
— Translating Falasteen (Palestina) (@translatingpal) 21 Mei 2025
Bahkan para pengungsi tidak dapat melarikan diri dari kemarahan Israel, dengan serangan udara yang menargetkan tenda-tenda yang melindungi mereka yang telah kehilangan rumah mereka di Asdaa dan kamp Al-Sadaqa.
Seiring dengan meningkatnya jumlah korban tewas, infrastruktur dan sistem perawatan kesehatan Gaza yang rapuh, yang telah lumpuh akibat blokade Israel selama 15 tahun, didorong ke ambang kehancuran. Rumah Sakit Al-Awda di utara menyaksikan gudang obatnya terbakar setelah menjadi sasaran pasukan pendudukan, sementara peluru artileri merobek lantai tiga dan empat gedung B rumah sakit tersebut.
Halaman rumah sakit diserbu oleh kendaraan militer Zionis Israel yang menembaki tanpa pandang bulu. Paramedis mempertaruhkan nyawa dan anggota tubuh mereka untuk menolong yang terluka, seperti yang dilakukan Amir Rihan dari pusat kesehatan Asosiasi Al-Awda di Deir al-Balah, yang juga terluka saat menanggapi serangan terhadap tenda yang menampung para pengungsi.
Kebakaran terjadi di gudang farmasi Rumah Sakit Al-Awda di Tel Al-Zaatar, sebelah utara Gaza, akibat serangan Israel yang disengaja yang menargetkan lokasi penyimpanan obat-obatan. pic.twitter.com/Ng9lWujvBK
— Eye on Palestine (@EyeonPalestine) 22 Mei 2025
Dari Beit Lahia di utara hingga Qarara di selatan, tidak ada bagian dari daerah kantong pantai kecil itu yang luput dari serangan. Bangunan tempat tinggal, rumah, dan bangunan sipil hancur menjadi puing-puing oleh bom dan peluru pendudukan.[IT/r]