Araghchi: ‘Takkan Ada Kesepakatan Jika AS Bersikeras Tolak Pengayaan Uranium Iran’
Story Code : 1210426
Abbas Araghchi mengatakan pada hari Kamis (22/5) bahwa tidak akan ada kesepakatan jika AS bersikeras menetapkan pelarangan pengayaan uranium Iran sebagai syarat pencabutan sanksi.
“Kami tidak akan menyerahkan hak-hak kami, dan program nuklir kami, termasuk pengayaan. Semua itu harus terus berlanjut. Namun, kami siap mengambil langkah-langkah untuk membangun kepercayaan,” kata Araghchi.
“Saya menyatakan dengan jujur bahwa jika apa yang dikatakan pejabat Amerika dalam wawancara mereka, bahwa mereka berniat melarang pengayaan uranium Iran, itu benar, maka tidak akan ada kesepakatan,” katanya.
“Namun, jika tujuannya adalah untuk memastikan bahwa Iran tidak akan memperoleh senjata nuklir, maka kesepakatan ini dapat dicapai karena pada prinsipnya kami juga tidak mencari senjata nuklir,” imbuhnya.
Araghchi mengatakan Iran tidak pernah berusaha membangun senjata nuklir, meskipun memiliki kemampuan teknis untuk melakukannya. Ia menegaskan kembali bahwa senjata nuklir tidak memiliki tempat dalam doktrin pertahanan Iran.
Merujuk pada ancaman Israel tentang penyerangan fasilitas nuklir Iran, Araghchi mengatakan Iran siap untuk membela diri dan tanggapannya akan cepat dan kuat.
Ia menambahkan bahwa Iran menganggap AS bertanggung jawab atas kemungkinan serangan Israel, baik melibatkan pasukan Amerika atau tidak, karena Israel tidak akan pernah berani menyerang Iran tanpa koordinasi dengan AS.
Ia juga menyinggung ancaman yang diajukan oleh pihak-pihak Eropa terhadap kesepakatan nuklir 2015 untuk mengaktifkan mekanisme snapback dan memulihkan sanksi PBB terhadap Iran.
Ia mengatakan negara-negara Eropa dapat memulihkan sanksi tersebut, tetapi dalam kasus tersebut, mereka akan kehilangan kontak dengan Iran, dan menyebabkan krisis bagi sistem nonproliferasi global.
Iran dan AS telah mengadakan empat putaran negosiasi tidak langsung mengenai program nuklir Iran, yang dimediasi oleh Oman, di tengah perubahan berulang dalam sikap Washington, yang telah mendorong para pejabat Iran untuk mengkritik pernyataan "kontradiktif" yang dibuat oleh para pejabat AS.
AS juga terus memberlakukan sanksi baru yang menargetkan industri minyak dan program nuklir Iran, meskipun pembicaraan sedang berlangsung.
Washington telah berulang kali bersikeras menuntut "penghentian total" kegiatan pengayaan uranium damai Iran, berusaha untuk melabeli setiap tingkat pengayaan sebagai "garis merah."
Sementara itu, Teheran dengan tegas menolak gagasan tersebut, dengan menyatakan bahwa pihaknya akan melanjutkan program pengayaannya terlepas dari hasil perundingan.
Pada hari Selasa (20/5) lalu, Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei juga menyebut bahwa "sangat salah" bagi AS untuk bersikeras agar Iran menghentikan sepenuhnya kegiatan pengayaan uraniumnya secara damai, dan menasihati pihak Amerika untuk menghindari "omong kosong" mengenai tindakan yang menurutnya harus atau tidak boleh diambil oleh Republik Islam.
Ia menyuarakan skeptisisme mengenai hasil perundingan tidak langsung Iran yang sedang berlangsung dengan AS, dengan mengatakan bahwa perundingan tersebut tidak mungkin membuahkan hasil. [IT/G]