Prancis & Arab Saudi Dorong Rencana untuk Lucuti Senjata Hamas
Story Code : 1210427
Sumber-sumber yang mengetahui mengatakan kepada media Barat pada hari Kamis (22/5) bahwa Paris dan Riyadh sedang menyusun proposal untuk "melucuti" gerakan perlawanan Palestina dan "membuka jalan bagi demobilisasinya." Pejabat Saudi juga dilaporkan telah menghubungi Hamas berkaitan dengan proposal tersebut.
Sumber yang berbicara dengan syarat anonim tersebut menambahkan bahwa proposal tersebut membiarkan Hamas mempertahankan sejumlah kekuatan politik untuk membuat mereka lebih mungkin menerima pelucutan senjata.
"Tujuannya adalah untuk mengubah kelompok tersebut menjadi entitas politik murni yang masih dapat memainkan beberapa peran dalam pemerintahan Palestina di masa mendatang," jelasnya.
Di sisi lain, Hamas telah memberi isyarat bahwa mereka bersedia mundur dari medan pemerintahan namun dengan tegas menekankan bahwa senjata mereka adalah "garis merah."
Bulan depan, PBB akan mengadakan konferensi yang diketuai bersama oleh Paris dan Riyadh untuk membangkitkan kembali wacana solusi dua negara.
Sebelumnya, para pemimpin Arab mendukung rencana pascaperang Gaza yang diusulkan Mesir untuk membangun kembali wilayah tersebut. Rencana Mesir juga mengambil sikap tegas terhadap upaya yang dipimpin AS dan Israel untuk pemindahan paksa dan relokasi penduduk Gaza ke negara lain.
Laporan tersebut bertepatan dengan serangan militer Israel yang brutal di Gaza, yang bertujuan untuk membawa seluruh Gaza di bawah kendali Israel.
Rezim Israel telah menolak prospek negara Palestina dan menolak kembalinya Otoritas Palestina (PA) ke Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam pidatonya pada Rabu (21/5) malam bahwa syaratnya untuk mengakhiri perang di Gaza adalah pelaksanaan rencana pemindahan, sejalan dengan inisiatif kontroversial yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump pada awal tahun ini.
Trump mengumumkan pada awal Februari lalu bahwa setelah perang berakhir, Washington bermaksud untuk mengambil alih Gaza dan mengusir penduduknya.
Trump juga menggandakan rencananya untuk membersihkan Gaza secara etnis dari warga Palestina selama kunjungannya baru-baru ini ke beberapa negara Arab di wilayah Teluk Persia, bersikeras bahwa jalur yang dikepung itu harus diubah menjadi "zona kebebasan." [IT/G]