0
Thursday 5 June 2025 - 03:26
Turki dan Gejolak Suriah:

Turki Tegaskan Dukungan Militer ke Damaskus, Tolak Penarikan Pasukan

Story Code : 1213035
Turkish troops deploy in Syria
Turkish troops deploy in Syria's northern region of Manbij, Syria
Turki memperkuat kehadiran militernya di Suriah dengan memberikan pelatihan dan dukungan konsultatif kepada angkatan bersenjata baru negara tersebut, tanpa ada rencana segera untuk menarik atau merelokasi pasukannya, ungkap Menteri Pertahanan Turki Yasar Guler kepada Reuters.
 
Dalam pernyataan tertulis, Guler menegaskan bahwa Turki tetap berkomitmen untuk membantu pemerintahan baru Suriah, yang naik ke tampuk kekuasaan setelah kelompok oposisi—sebagian sebelumnya didukung oleh Ankara—menyingkirkan Bashar al-Assad dari kekuasaan pada Desember lalu.
 
"Kami telah mulai memberikan pelatihan militer dan layanan konsultasi, sambil mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kapasitas pertahanan Suriah," kata Guler, meskipun ia tidak merinci langkah-langkah spesifik tersebut.
 
Dengan lebih dari 20.000 tentara Turki yang ditempatkan di Suriah, Guler menyatakan bahwa terlalu dini untuk membicarakan penarikan atau relokasi pasukan.
 
Prioritas Strategis
Turki saat ini menguasai wilayah luas di Suriah utara dan telah mendirikan beberapa pangkalan militer setelah sejumlah operasi lintas batas yang menargetkan militan Kurdi yang dianggap sebagai "ancaman teroris."
 
"Hal ini hanya bisa dievaluasi kembali ketika Suriah mencapai perdamaian dan stabilitas, ketika ancaman terorisme di kawasan benar-benar dihilangkan, ketika keamanan perbatasan kami sepenuhnya terjamin, dan ketika kembalinya rakyat Suriah secara terhormat dapat dilakukan," kata Guler.
 
Namun, menurut laporan Al-Monitor, negosiasi rahasia antara pejabat Turki dan Kurdi Suriah telah berlangsung sejak musim semi 2024, dengan tujuan mengakhiri konflik selama puluhan tahun antara Ankara dan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), serta menangani kekhawatiran Turki tentang otonomi Kurdi di timur laut Suriah.
 
Meski operasi militer terhadap PKK dan infrastruktur Kurdi Suriah masih berlangsung, pendekatan Ankara mulai berkembang. Pasukan Turki telah mengurangi serangan sejak Maret, dengan gencatan senjata yang ditengahi AS di sekitar Bendungan Tishrin bertahan selama lebih dari dua bulan.
 
Menjaga keutuhan wilayah Suriah, memerangi terorisme, dan mendukung stabilitas negara tersebut tetap menjadi tujuan resmi Ankara.
 
Ketegangan dengan Zionis "Israel" Terkait Agresi di Suriah
Kehadiran dan pengaruh Turki yang meningkat di Damaskus telah menimbulkan kekhawatiran dari pihak Zionis "Israel", terutama setelah serangan udara terbaru mereka di wilayah selatan Suriah pada Selasa (3/6) malam.
 
Meski ketegangan meningkat, Guler mengonfirmasi bahwa Turki dan Zionis "Israel" masih melanjutkan pembicaraan de-konflik yang bertujuan mencegah insiden militer yang tidak diinginkan.
 
"Ini adalah pertemuan di tingkat teknis untuk membentuk mekanisme de-konflik guna mencegah kejadian yang tidak diinginkan," jelas Guler. "Upaya kami untuk membentuk jalur ini dan membuatnya berfungsi penuh masih berlangsung. Namun, harus diingat bahwa mekanisme de-konflik ini bukan bentuk normalisasi."
 
Sejak akhir 2023, Ankara semakin sering mengutuk tindakan militer Zionis "Israel" di Suriah dan serangan yang terus berlangsung di Gaza, dengan menuduhnya menjadikan kawasan tidak stabil dan menghambat upaya pemulihan Suriah.[IT/r]
 
 
Comment