Komandan IRG: Rudal Iran Kini Lebih Akurat terhadap Target "Israel" Setelah Operasi Intelijen

Dalam surat yang ditujukan kepada Menteri Intelijen Esmaeil Khatib, Panglima Tertinggi IRG Mayor Jenderal Hossein Salami memuji terobosan kontraintelijen baru-baru ini, menyebutnya sebagai pencapaian "menakjubkan" dalam perang intelijen Iran yang sedang berlangsung melawan entitas Zionis "Israel".
 
Laporan operasi intelijen mulai muncul pada hari Sabtu (7/6). Operasi tersebut memberikan intelijen Iran informasi ekstensif tentang situs nuklir rahasia yang diyakini telah memungkinkan Zionis "Israel" mengembangkan ratusan rudal nonkonvensional.
 
“Tidak diragukan lagi, intelijen sensitif ini akan meningkatkan efektivitas operasi masa depan yang bertujuan untuk mempercepat pemusnahan entitas Zionis pendudukan dan meningkatkan ketepatan serangan rudal Iran,” tulis Salami.
 
Mengacu pada operasi militer Iran sebelumnya—Operasi Janji Sejati I dan II—Salami menyoroti kapasitas Republik Islam untuk menyerang dengan akurasi lebih dari 90%.
 
Serangan balasan tersebut menargetkan lokasi-lokasi sensitif di seluruh wilayah Palestina yang diduduki sebagai respons atas tindakan agresi oleh entitas Zionis “Israel” terhadap Iran.
 
Salami juga menggambarkan keberhasilan intelijen tersebut sebagai Operasi Badai Al-Aqsa II, membandingkannya dengan serangan Oktober 2023 oleh pejuang perlawanan Palestina yang menerobos posisi strategis Zionis “Israel” dan menangkap banyak orang.
 
Ia menekankan bahwa keberhasilan Iran merusak “mitos” reputasi global entitas Zionis “Israel” untuk dominasi intelijen, dengan menyatakan bahwa hal itu “membatalkan delusi dan klaim bahwa Republik Islam telah melemah di wilayah tersebut.”
 
Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran [SNSC] mengeluarkan peringatan bahwa setiap agresi lebih lanjut dari entitas Zionis "Israel" akan mengakibatkan penargetan langsung fasilitas nuklir rahasianya.
 
Salami menyimpulkan dengan menegaskan bahwa operasi ini bukanlah pukulan terakhir bagi entitas Zionis "Israel".
 
Ia berjanji akan melakukan lebih banyak serangan ke depannya, dengan menegaskan bahwa kemenangan intelijen merupakan tanda meningkatnya keunggulan Iran dalam konfrontasi, dan "menandakan kemenangan akhir kebenaran atas kepalsuan."[IT/r]