0
Thursday 12 June 2025 - 02:52
Prancis - Zionis Israel:

Dokter Prancis Menuduh 'Israel' Melakukan Penyiksaan setelah Pembajakan Armada Gaza

Story Code : 1214271
Activist Greta Thunberg arrives from occupied Palestine to Charles de Gaulle airport, Paris
Activist Greta Thunberg arrives from occupied Palestine to Charles de Gaulle airport, Paris
Awak kapal Madleen diejek, dilarang tidur, dan tidak diberi makan oleh agen Zionis Israel setelah kapal bantuan mereka ke Gaza disita.

Berbicara saat kembali ke Prancis, Dr. Baptiste André mengatakan bahwa meskipun tidak ada kekerasan fisik yang terjadi, penumpang menjadi sasaran perlakuan yang merendahkan, termasuk dilarang tidur dan ejekan, terutama yang ditujukan kepada Thunberg.

Menurut André, agen Zionis Israel sengaja mencegah tahanan untuk beristirahat. "Begitu seseorang tertidur, mereka akan menyalakan musik dan mulai menari," katanya, menggambarkan lingkungan tersebut sebagai lingkungan yang secara psikologis memaksa. Ia menambahkan bahwa para penumpang berjuang untuk mendapatkan makanan dan air selama penahanan mereka.

Madleen, sebuah kapal yang diorganisasi oleh Koalisi Armada Kebebasan yang pro-Palestina, berangkat dari Italia pada tanggal 1 Juni membawa bantuan kemanusiaan yang ditujukan bagi warga sipil di Jalur Gaza yang terkepung.

Kapal tersebut dicegat pada Senin dini hari, sekitar 200 kilometer dari pantai Gaza, oleh pasukan angkatan laut Israel yang menegakkan blokade yang sedang berlangsung. Dua belas penumpang, termasuk Thunberg dan Dr. André, ditahan dan dipindahkan ke wilayah yang diduduki.

Menurut Koalisi Armada Kebebasan, empat aktivis, termasuk Thunberg, menandatangani dokumen deportasi dan dikembalikan ke negara asal mereka pada Selasa malam. Di antara mereka yang masih ditahan adalah Anggota Parlemen Eropa asal Prancis Rima Hassan, yang sebelumnya telah dilarang memasuki "Israel" karena dukungannya terhadap perjuangan Palestina. Tahanan yang tersisa sedang menunggu sidang pengadilan.

Dampak politik dan seruan untuk akuntabilitas
Dalam sebuah video yang diunggah pada hari Senin (9/6), Thunberg mengatakan kelompoknya telah "dicegat dan diculik" oleh rezim Zionis Israel. Ia mendesak pemerintah Swedia untuk menekan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan meminta pertanggungjawaban pemerintahannya atas perlakuan terhadap pengunjuk rasa damai dan pekerja bantuan.

Thunberg menunjukkan bahwa pelayaran tersebut merupakan demonstrasi tanpa kekerasan terhadap blokade laut Israel dan respons terhadap krisis kemanusiaan yang memburuk di Gaza. Jalur Gaza telah mengalami pemboman dan pengepungan tanpa henti, sehingga warga sipil sangat membutuhkan bantuan.

Pemerintah Zionis Israel telah menolak misi Armada Kebebasan, menyebutnya sebagai pelanggaran blokade. Para pejabat menggambarkan kapal tersebut sebagai "kapal pesiar swafoto" dan menuduh para aktivis melakukan aksi politik alih-alih memberikan bantuan yang sebenarnya.

Meskipun ada tuduhan ini, para pembela hak asasi manusia telah membela tindakan armada tersebut, dengan alasan bahwa pengiriman bantuan dan tantangan simbolis terhadap pengepungan tersebut mendesak dan sah. "Saya tidak memiliki kualifikasi hukum untuk menjelaskan apa yang terjadi," kata André, "tetapi ada tindakan penganiayaan." Insiden ini telah memicu pemeriksaan ulang terhadap perlakuan pendudukan Israel terhadap tahanan dan legalitas blokade maritimnya, terutama ketika blokade tersebut dilaksanakan jauh di luar perairan pesisir Gaza.[IT/r]
Comment