Israel Ancam 'Tindakan' jika Mesir Izinkan Konvoi Bantuan Mencapai Rafah
Story Code : 1214471
A Palestinian carries a bag containing food and humanitarian aid delivered by the Gaza Humanitarian Foundation, a US-backed organization, in Rafah
Menteri Keamanan Zionis Israel, Israel Katz menuntut agar otoritas Mesir memblokir konvoi "ketahanan" al-Soumoud agar tidak mencapai perbatasan Rafah, melabeli kelompok aktivis pro-Palestina internasional itu sebagai "jihadis" dan mengklaim mereka dapat menimbulkan ancaman bagi pasukan pendudukan Israel dan apa yang disebut "stabilitas regional."
Katz mengklaim konvoi itu membahayakan nyawa pasukan Israel yang ditempatkan di dekat perbatasan dan dapat memicu kerusuhan di Mesir dan apa yang disebutnya sebagai pemerintahan Arab "moderat" di seluruh wilayah.
Dia menyatakan bahwa jika Mesir tidak campur tangan, pasukan pendudukan Israel (IOF) akan mengambil "tindakan yang diperlukan" untuk mencegah konvoi itu maju menuju Gaza.
Pernyataan Katz mencerminkan meningkatnya kekhawatiran Israel atas visibilitas dan momentum misi solidaritas yang ditujukan untuk menantang pengepungan di Jalur Gaza, yang telah menuai kecaman internasional yang meningkat di tengah perang pendudukan yang sedang berlangsung di daerah kantong yang terkepung itu.
Misi damai dan non-politik
Terlepas dari tuduhan tersebut, anggota konvoi al-Soumoud, yang meliputi relawan kemanusiaan dan aktivis solidaritas, telah menegaskan kembali bahwa misi mereka bersifat damai dan non-politik. Mereka menekankan bahwa mereka tidak akan memasuki wilayah Mesir tanpa izin resmi, dan satu-satunya tujuan mereka adalah untuk memberikan tekanan publik agar membantu mencabut pengepungan dan mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Gaza.
Seorang koresponden Al Mayadeen yang bepergian dengan konvoi tersebut mengonfirmasi bahwa komunikasi dengan pejabat Mesir masih berlangsung dan melaporkan adanya optimisme yang meningkat bahwa kelompok tersebut akan diberikan akses ke perlintasan Rafah dalam beberapa jam mendatang.
Hal ini terjadi setelah Angkatan Laut pendudukan Israel mengonfirmasi pada hari Senin bahwa Madleen, sebuah kapal yang membawa bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan menuju Gaza, sedang ditarik ke pelabuhan Isdud Zionis "Israel", setelah pasukan menaiki kapal tersebut.
Kapal Madleen, yang diluncurkan oleh Freedom Flotilla Coalition, berada sekitar 100 mil laut (185 km) dari Gaza saat dibajak.
Zionis 'Israel' menyerang kapal bantuan
Pesawat nirawak Israel mengepung kapal tersebut sekitar pukul 3:00 pagi waktu setempat. Pesawat nirawak tersebut mulai menyemprotnya dengan zat berwarna putih seperti cat sebelum pasukan komando Zionis Israel akhirnya menguasai kapal tersebut. Sifat zat yang disemprotkan tersebut masih belum jelas.
Kementerian Luar Negeri Zionis "Israel" menyatakan bahwa kapal tersebut sedang dalam perjalanan menuju pantai yang diduduki Israel, dengan para penumpang diharapkan untuk kembali ke negara asal mereka.
Tidak ada laporan cedera di antara 12 aktivis pro-Palestina di atas kapal, yang telah berlayar ke Gaza untuk meningkatkan kesadaran dan mengirimkan bantuan. Namun, Freedom Flotilla Coalition, yang menyelenggarakan perjalanan tersebut, telah kehilangan kontak dengan kapal tersebut. Mereka membagikan rekaman video dari para penumpang kapal, yang meminta bantuan dari negara asal mereka.
Kapal Madleen berangkat dari Sisilia pada tanggal 1 Juni, satu bulan setelah pesawat nirawak Israel mengebom kapal bantuan lain yang menuju Gaza. Aktivis iklim Greta Thunberg termasuk di antara 12 aktivis yang kini ditahan secara ilegal oleh Zionis "Israel".[IT/r]