Kepala Mata-Mata Rezim Israel Undurkan Diri Pasca Serangan Rudal Iran
Story Code : 1215018
Arutz Sheva, jaringan media Israel, melaporkan perkembangan tersebut dalam sebuah pernyataan pada Minggu (15/6) pagi.
Pengunduran diri resmi Bar menyusul ketegangan antara dirinya dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang oleh kepala mata-mata tersebut disalahkan atas kesulitan yang dialami Tel Aviv, termasuk apa yang disebutnya dengan "infiltrasi Iran."
Direktur mata-mata tersebut mengundurkan diri saat Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) meluncurkan serangkaian rudal dan pesawat nirawak baru jauh di dalam wilayah Palestina yang diduduki.
Operasi tersebut telah digambarkan sebagai yang operasi rudal "terbesar yang pernah ada", lebih dari True Promise I dan II.
Pada bulan Maret, Bar telah memperingatkan para pejabat rezim bahwa entitas Zionis "sedang menjalani periode yang sangat sulit dan kompleks," dan mencatat bahwa "tangan Iran berada jauh di dalam Israel."
Beberapa hari sebelum ia secara resmi mengajukan pengunduran dirinya, Kementerian Intelijen Iran mengumumkan bahwa mereka telah memperoleh banyak sekali dokumen rahasia tentang struktur nuklir dan militer rezim tersebut.
Selama ketegangan Bar dengan Netanyahu, perdana menteri Israel mencoba memecatnya, tetapi gagal karena Bar tetap pada pendiriannya.
Bar mengatakan perdana menteri telah memintanya untuk memata-matai lawan politik perdana menteri dan para pemukim Israel yang menentang perang genosida yang berlarut-larut di Jalur Gaza dengan risiko tawanan Israel.
Pada puncak ketegangan, Bar mengambil tindakan hukum terhadap Netanyahu dengan menyerahkan surat delapan halaman tentangnya kepada otoritas hukum rezim tersebut. [IT/G]